Terima Kasih, Anda sudah mengunjungi blog Pecinta Rasulullah SAW, semoga Allah selalu Menanamkan Rasa Cinta dan Rindu kepada Allah SWT dan Sayyidina Muhammad SAW kepada Diri kita Hingga kita Wafat dalam Khusnul Khotimah AAMIIN.........
kritik dan saran : mufe.majelis@gmail.com_____Alamat lengkap Majelis Rasulullah SAW: jl. Cikoko Barat V, RT 03/05, NO 66, Kelurahan Cikoko, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan (12770),

Jumat, 02 Oktober 2009

PDF Print E-mail
SocialTwist Tell-a-Friend
Ditulis Oleh: Munzir Almusawa   
Thursday, 01 October 2009
Raja Dari Semua Istighfar
Senin, 28 September 2009


قال رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : سَيِّدُ الِاسْتِغْفَارِ أَنْ تَقُولَ: اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي، لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، خَلَقْتَنِي، وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ، وَوَعْدِكَ، مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي، فَاغْفِرْ لِي، فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ.) قَالَ وَمَنْ قَالَهَا مِنْ النَّهَارِ مُوقِنًا بِهَا فَمَاتَ مِنْ يَوْمِهِ قَبْلَ أَنْ يُمْسِيَ فَهُوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ وَمَنْ قَالَهَا مِنْ اللَّيْلِ وَهُوَ مُوقِنٌ بِهَا فَمَاتَ قَبْلَ أَنْ يُصْبِحَ فَهُوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ
(صحيح البخاري)
Sabda Rasulullah saw :
Raja dari semua doa mohon pengampunan adalah kau ucapkan : “(Wahai Allah, Engkau Tuhanku, Tiada Tuhan selain Engkau, Engkau yg menciptaku, dan aku adalah Hamba Mu, dan Aku ada pada janji dan sumpah setiaku (syahadat), dan aku berbuat semampuku (menunaikan janji dan sumpahku itu), aku berlindung pada Mu dari keburukan yg kuperbuat, aku sadari kenikmatan Mu atasku, dan aku sadari pula perbuatan dosa dosaku pada Mu, maka ampunilah aku, karena tiada yg mengampuni dosa kecuali Engkau). Barangsiapa yg mengucapkannya di siang hari dg mendalami maknanya lalu ia wafat dihari itu maka ia masuk sorga, barangsiapa yg mengucapkannya dimalam hari dg mendalami maknanya dan ia wafat sebelum pagi maka ia masuk sorga” (Shahih Bukhari)



Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh…
حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ، وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ اْلجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ، اْلَحَمْدلُلهِ الَّذِيْ هَدَانَا، بِعَبْدِهِ اْلمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ، وَقَدْ نَادَانَا، لَبَّيْكَ ياَمَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا، صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ، الحَمْدُلِلهِ الَّذِيْ جَمَعَنَا فِي هَذَا اْلمَحضر، وَاْلحَمْدُلِلهِ الَّذِيْ جَمَعَنَا فِي هَذِهِ اْلمُنَاسَبَةِ ...
Limpahan puji ke hadirat Allah Jalla wa ‘Alaa, Maha raja langit dan bumi, Maha Suci Allah, Maha penguasa tuggal, Maha mencintai hamba Nya melebihi segenap kecintaan, mencintai mereka dan menyayangi mereka dengan kelembutan, mulai dari manusia tercipta dan mulai dari manusia berada dalam sel rahim ibunya, belum mengenal siapapun hanya Allah, Yang merangkai dan membangun tubuh kita dengan kesempurnaan sehingga lahirlah tubuh yang ada pada kita ini dengan kepemilikan tunggal dariNya,
tidak dirangkai dan dicipta oleh makhluk terkecuali oleh qudrah (takdir) Ilahi yang Maha Sempurna, sehingga terbentuklah tubuh mulia ini, anugerah yang luhur datang dari Rabbul ‘alamin, dititipkan kepada ayah bunda kita hingga kita lahir ke muka bumi dengan kasih sayangNya, dititipkan melalui bunda kita, kemudian manusia tumbuh dewasa,
Diantara mereka ada yang kufur (dan) ada yang shaleh, ada yang taat kepada Allah (dan) ada yang kufur kepada Allah, namun Sang Maha Penyabar tetap memberi dan memberi, Sang Maha Penyabar tetap memberi rizki walaupun Allah SWT difitnah dan dicaci, walaupun Allah SWT ditantang dengan kemungkaran dan dosa, namun Maha raja langit dan bumi yang maha lembut masih tetap memberi mereka rizki dan menawarkan pengampunan, menawarkan taubat, menawarkan kemuliaan tauhid bagi mereka yang mau menerima kasih sayang Ilahi untuk mendapatkan kasih sayang Nya yang abadi, yang dikhususkan bagi mereka-mereka yang beriman, yang dikhususkan bagi mereka yang mensucikan Allah, yang bibirnya bercahaya dengan zikrullah , yang panca inderanya dan tubuhnya dipenuhi hal-hal yang di ridhai Allah,
tersisa para pendosa tersisa para pembuat kemungkaran dan kehinaan masih di tawarkan bagi mereka pengampunan, dan selama mereka masih dalam Islam , masih menyembah Allah, tidak menduakan Allah dan tidak mengakui ada Nabi selain Muhammad SAW Khaatamul Anbiyaa’ Wal Mursalin, maka sebesar apapun dosa mereka di dunia, Sang Maha Pengasih dan Maha Penyayang akan memberikan kesempatan bagi mereka penyucian dosa di dunia, jika tidak dibersihkan (dg musibah) maka akan dicuci dalam kubur dengan kehinaan, jika tidak terselesaikan akan dicuci di dalam api neraka dan setelah itu mereka akan sampai ke dalam surga yang abadi, demikian kasih sayang Ilahi terhadap kalian ummat Sayyidina Muhammad SAW wa baraka ‘alaih.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah…
Allah SWT memuliakan hamba-hambaNya dengan bimbingan keluhuran , dengan manusia yang paling lembut dan berkasih sayang, dengan manusia yang paling ramah dan indah , Sayyidina Muhammad SAW …وَإِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيْمٍ , (dan Sungguh Engkau Wahai Muhammad berada pd Akhlak yg Agung” (QS Nun 4)
Seraya bersabda diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari :
... إِنَّ أَحَدَكُمْ يَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِحَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الجنةِ فَيَدْخُلُهَا، وَإِنَّ أَحَدَكُمْ يَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الجنة حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُهَا
Hadirin hadirat..
Rasul SAW bersabda diriwayatkan dalam Shahih Al Bukhari : “ Ada diantara kalian - tidak semuanya- beramal dengan amal-amal jahat dan hina, perbuatan penduduk ahli neraka, hingga jarak antara dia dan neraka hanya seperti satu hasta saja, namun Allah menghendaki berbeda maka Allah memberinya hidayah kemudian ia beramal dengan amalan ahli surga, maka masuklah ia ke dalam sorga. Dan sungguh ada di antara kalian yang beramal dengan amal ahli sorga hingga jarak antara dia dan sorga hanya satu hasta saja, namun didahului oleh ketentuan Allah maka ia pun berubah dan di cabut hidayahnya kemudian ia beramal dengan amal ahli neraka, maka masuklah ia ke neraka.
Hadirin hadirat…
Penjabaran hadits ini sangatlah panjang , insya Allah saya ringkaskan dulu penjabaran maknanya. Dijelaskan oleh Hujjatul Islam Al Imam Ibn Hajar Al ‘Asqalani di dalam Fathul Baari Bisyarh Shahih Al Bukhari dan lainnya, bahwa hadits ini adalah tahziiran ( peringatan), wa tabsyiiran ( kabar gembira), wa rajaaan ( pengharapan ) untuk orang –orang muslim yaitu agar orang-orang yang banyak beramal pahala tidak sombong, jangan menyombongkan dirinya “aku sudah beramal banyak”…apa si fulan itu pezina! si fulan itu pemabuk! si fulan itu berbuat mungkar!, aku siang dan malam di dalam kemuliaan..hati-hati Allah bisa mencabut hidayah kita dengan getaran hati kita. Sebaliknya jangan berputus asa bagi mereka yang banyak berbuat dosa, bisa saja Allah SWT melihat kebaikan di hatinya kemudian Allah memberikan hidayah, sepanjang umur dia banyak dosa di akhirnya Allah memberi hidayah, beramal dengan amal ahli sorga masuklah ia ke sorga. Jadi ringkasnya adalah orang yang banyak beribadah jangan sombong, dan orang yang banyak bermaksiat jangan putus asa dari kasih sayangNya. Betapa indahnya ucapan-ucapan Sayyidina Muhammad SAW, beruntung mereka yang banyak beribadah agar semakin luhur dan beruntung mereka yang dalam kehinaan dosa agar tidak putus asa dari rahmat Allah SWT, sempurna tuntunan Sayyidina Muhammad SAW.
Hadirin hadirat…
Dan disyarahkan pula dalam hadits ini tentang ketentuan-ketentuan Ilahi bisa berubah dengan niat kita, niat di dalam sanubari niat berbuat baik, niat berbuat luhur, niat dan berfikir mulia, hal itu bisa merubah ketentuan yang akan datang. Allah Maha mampu merubah takdirNya kepada kita, sebagaimana riwayat Shahih Al Bukhari Rasul SAW bersabda : “ Barangsiapa yang ingin diluasakan rizkinya, dan dipanjangkan usianya maka hendaklah ia menyambung silaturrahmi “. Kok bisa silaturrahmi memanjangkan umur, kok bisa menyambung silaturrahmi meluaskan rizki?, karena yang Maha memiliki ajal adalah Allah, Allah sudah menentukan untuk kita, fulan bin fulan jika menyambung silaturrahmi maka usianya sekian, kalau ia putuskan silaturrahmi maka usianya sekian, kalau ia menyambung silaturrahmi rizkinya sekian, kalau ia putuskan silaturrahmi maka rizkinya sekian, ketentuan Ilahiah yang mungkin saja dari kebaikan berubah menjadi kehinaan karena niat dan dosa kita , sebaliknya dengan niat mulia kita, dengan amal pahala kita, menghindari hal-hal yang dilarang Allah SWT semampunya, menjalankan perintah Allah SWT semampunya, dengan itu jelanglah kebahagiaan dunia dan akhirah, semakin kita berbuat baik semakin indah ketentuan yang akan datang bagi kita .
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah..
Demikian indahnya ketentuan Rabbul ‘Alamin SWT yang maha melimpahkan kemuliaan dan keberkahan bagi hamba-hambaNya .

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ اْلقُرَى أَمَنُوْا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَاْلأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوْا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ . ( الأعراف : 96 )
“Jikalau seandainya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami (Allah) akan melimpahkan kepada mereka keberkahan dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami (Allah) siksa mereka disebabkan perbuatannya”. ( Al A’raf : 96 )
Allah SWT berfirman : Kalau seandainya penduduk itu, masyarakat itu beriman dan bertakwa , banyak beribadah niscaya Ku limpahkan keberkahan dari langit dan bumi, kemakmuran tumbuh dan muncul , musim penghujan tidak membawa banjir dan musibah, musim kemarau tidak membawa musibah, tanah menjadi subur tidak ada hama, tidak ada apa-apa, gempa dan lain sebagainya tidak terjadi karena orang-orangnya bertakwa dan beriman, namun karena banyaknya dosa maka yang maha lembut menjadikan musibah sebagai penghapus dosa. Hadirin hadirat..makin banyak dosa kita makin banyak musibahnya, musibah itu datang dari cinta Allah . Dan jangan kita terkena musibah setelah kita wafat, namun tentunya kita tidak menginginkan musibah, itu niatan di akhirah maka berdoalah. Telah kita sampaikan malam selasa yang lalu sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Sayyididina Abu Hurairah RA :
مِنْ أَكْثَرِ دُعَاءِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَقُوْلَ: " اللَّهُمَّ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ"
Doa yang paling banyak dipanjatkan oleh Rasulullah SAW doa itu , “Wahai Allah Tuhan Kami, beri kami bahagia di dunia, bahagia di akhirah, jauh dari api neraka “, indahnya ajaran Ilahi agar kita mendapatkannya. Beruntunglah yang mau memperbanyak doa ini, untuk siapa kebahagiaan dunia dan akhirah dan jauh dari api neraka? untuk yang banyak mengamalkan doa ini, sudah pasti akan mendapatkannya, semoga aku dan kalian dimuliakan dengan keagungan doa mulia ini dalam kebahagiaan dunia dan akhirah. Amin…
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah...
Rasul SAW mengajarkan kepada kita Sayyidul Istighfar, raja dari semua istighfar. Istighfar itu banyak tapi Rasul SAW mengajarkan pimpinan atau raja dari semua doa memohon pengampunan kepada Allah SWT. Doa ini sangat agung dan sangat indah:
اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ ...
“Wahai Allah Engkaulah Tuhanku”.
Kata “ Rabb ” mempunyai tiga makna ; Sang Maha Pemelihara, Sang Pemilik, dan Sang Maha Raja. Ini ketiganya ada pada Rabbul ‘Alamin SWT. Allaahumma Anta Rabbi “ Wahai Allah Engkaulah Tuhanku, Engkaulah yang menciptaku, dan memiliki ku, dan Engkaulah yang menjadi Maha Rajaku. اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ .. , kalimat ini mendekatkanmu kepada puncak kekhusu’an, jika kita mengucapkannya tentunya kita sudah tahu bahwa Tuhan kita Allah, tapi kita telah mengucapkannya dengan perkataan sanubari yang dalam, menyambung silaturrahmi ruh kita dengan Allah SWT agar lebih bercahaya dengan cahaya keagungan Ilahi hingga kita betul-betul merasa sangat dekat Allah SWT karena kasih sayangNya, kasih sayang yang lebih dari ayah bunda kita.
...اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي
“ Wahai Allah Engkaulah yang maha mengasuhku, yang maha memilikiku, yang maha rajaku “

لَاإِلهَ إِلَّا أَنْتَ
“ Tiada Tuhan selain Engkau ”

خَلَقْتَنِيْ
“Engkau yang telah menciptakan aku”
Engkau telah menciptaku dari tiada, asalnya manusia ini tidak pernah ada dan kita tidak pernah menginjak bumi serta tidak mengenal siapa pun dan tidak dikenal siapa pun, namun Allah yang menciptanya ke muka bumi.
وَأَنَا عَبْدُكَ
“ Dan aku adalah hambaMu “

وَأنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ
“ Dan aku berada di dalam janji dan sumpah setia kepadaMu ” yaitu kalimat syahadah

. مَااسْتَطَعْتُ
“ Tapi semampuku aku berbuat ”

وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ
“ Aku berlindung kepadaMu dari buruknya perbuatanku”
Subhaanallah,, Sang Nabi SAW mengetahui terlalu banyak ummatnya yang telah terjebak dalam dosa dan belum bisa meninggalkan dosa, lalu bagaimana caranya mengatasi dosa-dosanya?, berlindung kepada Allah dari perbuatan burukku. Mau berlindung kemana dari dosa kita,, siapa yang maha mampu merubah keadaan supaya kita lepas dari dosa?? Allah.
وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ
“ Aku berlindung kepadaMu dari buruknya perbuatanku “
maksudnya apa? Supaya Allah melindungi kita , kalau seandainya kita terjebak dalam dosa maka tentunya kalau kita dalam lindungan Allah, maka Allah ampuni. Kalau seandainya kita tidak mampu meninggalkan dosa, kalau Allah lindungi kita akan mampu meninggalkannya. Kalimat ini membuka kemuliaan luhur, di dalam kehidupan kita tidak lepas daripada segala ancaman dosa, sampai di hari kiamat maka Allah tidak akan lupa dengan kalimat “ Aku berlindung wahai Allah dari perbuatan buruk ku “, wahai Allah aku sadar tentang kenikmatanMu yang sangat besar , dan aku sadar juga betapa banyaknya dosa-dosaku, kalimat cinta dan rindu kepada Rabbul ‘Alamin.
Sudah mengeluh kesahkan kepada Allah, menyambung hubungan mulia dengan kasih sayang Ilahi , mengadu dan merasakan diri kita hanyalah hamba yang diciptaNya, mengadu bahwa kita mengetahui betapa banyak kenikmatannya dan betapa banyak pula dosa kita bukanlah kita banyak bersyukur tapi semua perbuatan syukur perlu disyukuri pula.
فَاغْفِرْلِي فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلَّا أَنْتَ
“ Maka ampunilah Aku wahai Allah, karena tidak ada yang mengampuni dosa selain Engkau Wahai Allah “
Inilah indahnya Sang Nabi SAW cahaya jiwa beliau berpijar menerangi ummat beliau SAW hingga di akhir zaman, kalimat ini 14 abad yang silam, berapa ribu manusia dan berapa juta manusia yang termuliakan dan tersucikan hatinya dengan kalimat agung ini, seraya beliau SAW bersabda “ Barangsiapa yang mengucapkannya di pagi hari dengan mendalami maknanya lalu ia wafat di siang itu maka ia masuk surga, jika ia membacanya di malam hari dan ia wafat sebelum pagi maka ia masuk sorga “. Demikian tuntunan Sang Nabi SAW, ribuan orang yang telah selamat dari api neraka dan masuk sorga dengan banyak mengamalkan bacaan luhur ini.
Hadirin hadirat..
Inilah Sayyidul Istighfar, pemimpin daripada segala doa memohon pengampunan. Amalkanlah semampunya, jika mampu sebelum pagi sore ini hanya beberapa detik membacanya tidak sampai satu menit, kalau mau mendalaminya barangkali dua menit, tambah dengan rintihan sanubari paling lama tiga atau empat menit setelah itu selesai tiga empat menit mu itu, lewati harimu dengan kemuliaan dan keluhuran , jadikan hari-hari kita di dalam hari-hari yang indah. Semoga hari-hari kita semakin indah dengan kemuliaan tuntunan Sang Nabi dan cahaya sayyidul istighfar.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah…
Diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari bahwa Rasul SAW bercerita “ Wahai para sahabatku, bagaimana jika seandainya kalian melihat ada seseorang yang membawa semua harta bendanya, emas, perak, berlian, dan semuanya, dia tidak punya rumah karena sudah dijual semua rumahnya hingga dijadikan harta, di taruh di atas ontanya berjalan dia kemana saja dengan hartanya, lalu dia duduk di bawah sebuah pohon untuk beristirahat dan tertidur, ketika terbangun dilihat onta berikut hartanya sudah tidak ada, betapa sedihnya,,bagaimana perasaannya? kata Rasul SAW, maka berkata para sahabat, Wahai Rasulallah , pastilah ia sangat sedih, bagaimana tidak sedih semua hartanya cuma itu lantas hilang begitu saja . Lalu Rasul SAW melanjutkan, setelah ia bangun kaget,risau dan sedih kemudian mencari hartanya kesana kemari sampai kelelahan, sudah terlalu lelah dia rebah dan tertidur dari lelahnya, saat ia bangun ia melihat onta dan hartanya di depan matanya, bagaimana perasaannya?, maka para sahabat berkata “ tentu ia akan sangat gembira wahai Rasul SAW dan tidak ada kegembiraan baginya seumur hidup kecuali kegembiraan itu , sudah dicari kemana-mana tidak ketemu hartanya saat ia tertidur kelelahan mencari, ternyata hartanya kembali sendiri di depan matanya, pasti ia sangat gembira. Rasul SAW berkata,” Allah lebih gembira menyambut hambaNya yang bertobat daripada orang itu yang menyambut hartanya yang kembali setelah hilang”. Kalau semua harta kita tiba-tiba hilang kemudian kembali lagi di hadapan kita, gembiranya bagaimana!? Allah SWT lebih gembira menyambut para pendosa yang bertobat, daripada orang yang kehilangan hartanya itu kata Sang Nabi SAW, sedikit Sang Nabi membukakan rahasia kelembutan Ilahi maka pahamilah.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah..
Inilah Rabbul ‘Alamin Jalla wa ‘Alaa SWT yang menawarkan kasih sayang dan keridhaanNya bagi hamba-hambaNya, beruntung mereka yang mau menjawab lamaran kasih sayang Ilahi. Diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari, Rasul SAW mendengar kabar bahwa Sa’ad bin Ubadah RA berkata dengan nada yang sangat marah “ kalau seandainya ada seorang lelaki mendekati istriku, akan ku tebas dengan pedangku ini “, para sahabat datang kepada Rasulullah, Wahai Rasulullah Sa’ad bin Ubadah mau main hakim sendiri. Rasul mengalihkan pembicaraan, tidak meneruskan pembahasan tapi mengangkat derajat mereka kepada yang lebih luhur , seraya berkata :
أَتَعْجَبُوْنَ مِنْ غِيْرَةِ سَعَد ؟ لَأَنَا أَغْيَرُ مِنْهُ وَاللهُ أَغْيَرُ مِنِّيْ .
Kenapa kalian,, kalian takjub dan heran melihat cemburu dan cintanya Sa’ad kepada istrinya? yang tidak mau melihat istrinya di ganggu oleh siapa pun, aku lebih cinta kepada kalian daripada Sa’ad kepada istrinya, dan Allah Lebih Lebih Maha cemburu dariku, aku lebih cemburu daripada Sa’ad. Al Imam Ibn Hajar Al ‘Asqalani Hujjatul Islam Wa Barakatul Anam dalam Fathul Baari bisyarh Shahih Al Bukhari dan juga para muhaddits lainnya, menjelaskan bahwa makna hadits ini Rasul SAW ingin mengenalkan cinta Allah dan cinta Sang Nabi kepada ummatnya . Bagaimana tidak, adakah manusia yang lebih mencintai kita di saat semua kekasih meninggalkan kita, dan Sang Nabi sibuk mengurus dosa-dosa kita. Jika semua ummatnya yang berdosa masih harus digiring ke dalam neraka , dan mereka harus merasakan api untuk menebus dosanya seraya beliau bersujud untuk menebus dosa mereka untuk dimaafkan oleh Allah SWT, demikian indah dan lembutnya Sang Nabi SAW di saat itu semua cinta terputus dan sirna kecuali cinta karena Allah, dan yang paling mencintai kita Sayyidina Muhammad SAW yang membela para pendosa dan di saat itu semua Nabi dan Rasul berkata :
نَفْسِيْ نَفْسِيْ اِذْهَبُوْا إِلَى غَيْرِيْ
(para nabi berkata : diriku diriku, pergilah pada selainku. Shahih Bukhari)kecuali Sayyidina Muhammad SAW idolaku dan idola kalian yang sangat membela ummatnya di hari yang paling dahsyat dan sulit, selalu mendoakan kita dalam keadaan tersulit, di saat sakaratul maut beliau SAW masih mengingat ummatnya :
اللَّهُمَّ شَدِّدْ عَلَيَّ مَوْتِيْ وَخَفِّفْ عَلَى أُمَّتِيْ
“ Wahai Allah keraskan dan pedihkan sakaratul mautku asalkan ringankan untuk ummatku”,
Inilah Sayyidina Muhammad SAW, Allah kabulkan doanya sehingga beliau merasakan pedihnya sakaratul maut, seraya mengusap dahinya daripada air keringat dingin yang terus mengalir, seraya berkata :
إِنَّ لِلْمَوْتِ سَكَرَاتٍ
“ sungguh dalam kematian itu terdapat kepedihan “, (Shahih Bukhari)
Beliau menahan pedihnya, sakitnya yang itu meringankan seluruh ummatnya ketika sakaratul maut, sehinnga malaikat Jibril memalingkan wajahnya tidak mau melihat wajah Sang Nabi, Rasul SAW berkata kenapa engkau memalingkan wajah wahai Jibril?, Aku sedang kesakitan dan engkau membuang muka, Jibril berkata: Aku tidak bisa, tidak tega melihat wajahmu kesakitan Wahai Rasulallah,, demi menahan sakaratul maut agar teringankan untukku dan kalian hadirin hadirat, inilah Muhammad Rasulullah SAW Nabi kita semua yang berkata “ Allah itu lebih pencemburu daripada aku, kalau itu cintanya Rasul kepada kita maka Allah lebih lagi, kenapa? Siapa yang mencipta Nabi?, siapa? Allah. Sumber kelembutan adalah Rabbul ‘Alamin , maha paling indah yang menciptakan manusia terindah, ini untuk kalian wahai hamba-hambaKu, ini Nabi kalian Muhammad SAW Imaamul Anbiyaa’ wal Mursalin, bentuk dari lambang kelembutan Ilahi.
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّارَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ
(Tiada kuutus Engkau kecuali Rahmat bagi sekalian alam)
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah..
Cahaya kemuliaan terus mengalir dalam kehidupan kita, merugi mereka yang meninggalkan hari-hari dan detik-detiknya dalam kemungkaran dan kehinaan dan beruntunglah mereka yang mengikutinya dengan keluhuran dan keindahan, keindahan di dunia dan akhirah keindahan yang abadi bersama keridhaan Ilahi SWT . Rasul SAW telah menyampaikan kepada kita betapa lemah lembutnya Allah. Allah SWT mengganjar setiap kesedihan hambaNya, kesedihan itu tidak dibiarkan begitu saja, semua apa yang membuat kita sedih itu adalah penghapusan dosa bagi kita, dan Allah mengganjar nya dengan pahala , seraya bersabda Rasulullah SAW : “Tiadalah satu di antara kalian mempunyai tiga anak yang wafat terkecuali dia itu tidak akan menyentuh api neraka”, karena apa? karena tiga kali ditimpa kesedihan dalam hidupnya anaknya wafat tiga orang, maka ia tidak akan menyentuh api neraka selama ia Muslim, kenapa? kesedihannya sudah membayarnya selepas daripada segala dosa dan kesalahannya dimaafkan Allah. Maka diantara sahabat berkata : “ bagaimana kalau cuma dua orang yang wafat Ya Rasulallah? Maka Rasul SAW berkata : “walaupun cuma dua”, maka ia telah Allah berikan kemuliaan karena pernah sedih hatinya selama ia tabah, selama ia tidak mencaci Allah karena telah wafat anaknya. Kalau ia berkata, mana ini kelembutan Allah, dusta..buktinya anakku diambilnya”, kalau sampai seperti itu maka tentunya tidak akan didapatkan kemuliaan ini. Jika ia tabah dan sabar ;” ya sudah milik Allah dan kembali kepada Allah”
إِنَّا لِلهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ
“ Sungguh kami milik Allah dan kepadaNya kami kembali “
Maka kesedihan itu diganti oleh Allah. Dua kali ia kematian anaknya, maka ia sudah disabdakan oleh Sang Nabi lepas dari api neraka, demikian riwayat Shahih Al Bukhari. Namun Al Imam Thabrani di dalam Al Awsat meriwayatkan Hadits bahwa para sahabat bertanya,” bagaimana kalau yang wafat hanya satu? Maka Rasul SAW berkata “ walaupun satu “. (dinukil oleh Hujjatul Islam Al Imam Ibn Hajar dalam Fathul Baari)Semoga Allah SWT membebaskan kita dari api neraka, kita tidak menginginkan musibah ini terjadi pada kita, tapi kita lihat kemuliaan dan kebahagiaannya. Hadirin hadirat, kalau Allah bisa memberi kepada mereka yang dirundung kesedihan , tidak mustahil Allah memberi kepada yang berdoa kepadaNya.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah..
Silsilatul Mahabbah ( rantai cinta ) kepada Rasul SAW dan orang-orang yang dicintai oleh Rasul SAW tersambung. Rasulullah SAW bersabda ketika melihat Sayyidina Hasan Ibn Ali RA :
اللَّهُمَّ إِنِّي أُحِبُّهُ، فَأَحِبَّهُ وَاحْبِبْ مَنْ يُحِبُّهُ
“ Wahai Allah saksikan aku mencintai dia,( yaitu cucu beliau saw yaitu Sayyidina Hasan Ibn Ali RA ), maka cintailah dia dan cintailah orang yang mencintai Hasan Bin Ali RA”.
Demikian indahnya doa Sang Nabi, Rasulullah kalau sudah cinta kepada seseorang langsung berdoa kepada Allah, Wahai Allah aku cinta kepada Hasan Bin Ali maka cintailah Hasan Bin Ali dan cintailah orang-orang yang mencintai Hasan bin Ali bin Abi Thalib RA. Yang meriwayatkan hadits ini Abu Hurairah RA di dalam Shahih Al Bukhari , seraya berkata ; sejak aku mendengar itu tidak henti-hentinya orang yang paling aku cintai setelah Nabi adalah Hasan bin Abi Thalib, kenapa? karena Rasul telah mendoakan “ cintai orang yang mencintai Hasan bin Abi Thalib RA”. Rasul meminta kecintaan sampai pada orang yang mencintainya. Hadirin hadirat..
Silsilah mahabbah ini mustamir (rantai cinta ini berkelanjutan), kemuliaan ini bukan dibuka oleh Rasul SAW kepada orang-orang yang dicintai oleh Sang Nabi SAW, masuk padanya para Awliyaa’ (para wali) dan para Shalihin terikat dengan sabda Sang Nabi :
المَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ
“ Seseorang akan bersama dengan orang yang dicintai “.
Maka cintailah para shalihin dan khususnya imam para shalihin, Sayyidina Muhammad SAW, yang dengan itu sempurnalah iman kita, sebagaimana riwayat Shahih Al Bukhari :
لَايُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُوْنَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَلَدِهِ وَوَالِدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِيْنَ
“ Tiada sempurna iman salah seorang diantara kalian sebelum aku lebih dicintainya daripada anak dan orang tuanya dan dari seluruh manusia”.
Kecintaan yang paling sempurna adalah tidak mencintai makhluk yang lebih besar daripada cintanya kepada Rasulullah SAW. Semoga Allah mewarnai jiwa kita dengan cahaya mahabbah kepada Nabi kita Muhammad SAW yang dengan itu kita sampai pada keridhaan Allah dan kesempurnaan iman.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah..
Demikian agungnya kemuliaan-kemuliaan yang disampaikan oleh Sang Nabi SAW. Saya tidak berbicara panjang lebar karena setelah ini ada beberapa hal yang perlu kita bahas, tentang pertanyaan yang sering muncul melalui surat, sms , atau lainnya.
Hadirin hadirat..
Pertanyaan muncul tentang bagaimana hukumnya mempercayai ramalan, yang muncul di televisi dengan sms dan lainnya, hal itu adalah dosa besar yang harus dihindari, jangan sampai kita terjebak pada ramalan-ramalan itu karena itu semua hanya dusta dan permainan mereka saja, mereka tidak mengetahui sesuatu, Yang Maha Mengetahui Allah, Yang maha mampu merubah keadaan hanya Allah. Namun kalau seandainya kita mempercayai ramalan orang itu, bisa saja Allah tentukan takdir kita kepada itu dan jadilah kita orang yang hina di sisi Allah, wal ‘iyazubillah. Jauhi!! Jangan sampai jari-jari kita terlibat untuk turut kirim sms ramalan-ramalan apa yang terjadi padaku nanti, na’uzubillah dan memasrahkan takdir kita kepada orang yang tidak tsiqah kepada Allah.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah..
Demikian yang bisa saya sampaikan tentang ramalan, selanjutnya pertanyaan yang banyak tentang puasa Syawwal, sudah saya jelaskan tiga minggu yang lalu namun mungkin perlu diperjelas. Puasa Syawwal ini hukumnya sunnah, boleh dilakukan mulai tanggal 2 Syawwal sampai akhir Syawwal sebanyak 6 hari. Rasul SAW bersabda riwayat Shahih Muslim, “ Barangsiapa yang berpuasa 6 hari di bulan Syawwal ( puasa sunnah ), maka ia mendapatkan pahalanya seperti puasa sepanjang tahun”. Melakukan puasanya tidak harus berturut-turut, boleh 6 hari langsung berturut-turut atau di pisah-pisah demikian yang dijelaskan di dalam Busyraa Al Kariim bisyarh Al Muqaddimah Al Hadhramiyyah.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah..
Jadi, di putus-putus pun boleh dua hari dulu misalnya, sehari dulu ..selama masih bulan Syawwal itu boleh, niatnya dengan hati sudah cukup kalau dengan lafazh bahasa Indonesia boleh, kalau mau dengan bahasa Arab juga boleh,
dan juga boleh dipadu dengan qadha’ Ramadhan, punya hutang puasa Ramadhan sekalian dua niat dengan ganti puasanya, qadha’ Ramadhan nya dapat, puasa sunnah Syawwal juga dapat. Khususnya kaum wanita yang barangkali dalam bulan Ramadhan tentunya kena haidh, qadha’ puasanya disatukan dengan puasa Syawwal . Al Imam Ibn Hajar menjelaskan bahwa hal seperti ini Tandarij (sah dan bisa dipadu) di dalam niatnya, jadi niat qadha Ramadhan satu hari dan puasa Syawwal sekaligus, dapat pahala qadha puasa Ramadhan dan pahala Syawal juga dapat. Niatnya, kalau tidak tahu bahasa Arabnya , maka dengan bahasa Indonesia. Niat qadha puasa Ramadhan di gabung dengan puasa Syawwal karena Allah semata.
Demikian hadirin hadirat yang dimuliakan Allah, hal ini diperbolehkan di dalam mazhab As Syafi’I berpendapat kepadanya Al Imam Ramli dan Al Imam Ibn Hajar yang mengatakan hal ini boleh, namun ada pendapat lain yang mengatakan tidak diperbolehkan dua niat ini dipadu. Demikian hadirin hadirat..boleh di tambah lagi dengan puasa Senin Kamis dipadu lagi, misalnya puasa Senin Kamis digabung dengan puasa sunnah Syawwal , digabung dengan qadha’ Ramadhan ini boleh.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah..
Semoga Allah SWT muliakan hari-hari kita, dan semoga Allah SWT mengabulkan segenap doa dan munajat kita . Kita bermunajat kepada Allah SWT, Rabbi ..bukakan bagi kami rahasia kemuliaan sayyidul istighfar, jadikan kalimat-kalimat luhur ini terpahat di dalam jiwa kami, dan bibir kami selalu mengucapkannya, dan jiwa kami selalu merintihkannya..
اللّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَاإلهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْلِي فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلَّا أَنْتَ
Wahai Allah Engkaulah Tuhan kami, dan tiada Tuhan selain Engkau , kami adalah hambaMu, kami adalah yang telah Kau ciptakan, dan kami mengetahui bagaimana mulianya Engkau dengan menciptakan kami dan kami juga mengikat janji yaitu kalimat “ Laa Ilaaha Illallah “, janji setia kami kepada Mu, dan kami semampunya menunaikan apa-apa yang kami mampu daripada janji setia kami dengan menjauhi hal-hal yang hina, dan mendekat pada hal-hal yang luhur semampu kami, dan kami tahu bagaimana limpahan kenikmatanMu, dan kami tahu bagaimana banyaknya dosa kami, maka ampunilah dosa-dosa kami Ya Allah, kami mengadukan kepadaMu buruknya amal perbuatan kami yang banyak, maka ampunilah dosa karena tiada yang mengampuni dosa kecuali Engkau. Rabbii..pastikan kami semua di dalam sorgaMu, dan jauh dari nerakaMu, dalam limpahan kebahagiaan dan keberkahan bersama para shalihin, bersama para sahabat, bersama para ahlu bait Rasul. Jadikan jiwa kami mencintai Sayyidina Hasan bin Ali bin Abi Thalib, dan jadikan jiwa kami ini mencintai Rasulullah SAW. Buka pemahaman di dalam jiwa kami untuk memahami cahaya keindahanMu Ya Rabbi, singkapkan hijab di dalam jiwa kami, hijab dosa, tabir dosa yang membentengi kami dari mengenal kelembutanMu, maka bukakanlah tabir itu Rabbi..buka tabir kegelapan dalam jiwa gantikan dengan cahaya keluhuran, bukakan dan terangi jiwa kami dengan keindahanMu Rabbi..yang dengan itu berjatuhanlah seluruh sifat-sifat hina di dalam jiwa kami, dan terbitlah sifat-sifat luhur , sifat untuk mendekat kepadaMu, sifat untuk meninggalkan kehinaan, sifat untuk selalu berbuat yang luhur, sifat untuk asyik berdoa, sifat untuk saling tolong menolong, sifat-sifat mulia, dan bukakan cahaya keindahan dalam hari-hari kami, perindahlah hari-hari kami Rabbi..terbitkan matahari kebahagiaan dalam hari-hari kami yang tiada pernah terbenam sampai kami berjumpa denganMu Ya Allah Ya Rahman Ya Rahim Ya Zal Jalaali wal Ikram..
فَقُوْلُوْ جَمِيْعًا...
( Kataklanlah bersama sama )
ياالله.. ياالله.... يا الله .. يارَحْمَنُ يَارَحِيْم... لاإلهَ إِلَّا الله....لاإله إلاالله مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَلِمَةٌ حَقّ عَلَيْهَا نَحْيَا وَعَلَيْهَا نَمُوْتُ وَعَلَيْهَا نُبْعَثُ إِنْ شَاءَ اللهُ تَعَالَى مِنَ اْلأمِنِيْنَ
Hadirin hadirat tidak lupa kita doakan Fadhilah As Sayyid Al Habib Hasyim bin Muhammad bin Shalih Al Hamid mata’anallahu bih, semoga dipanjangkan usia beliau dan semoga dengan kehadiran beliau ini bersambung sanad silsilah kita, sanad ijazah zikir kita, sanad ilmu kita kepada Al ‘Arif billah Al Habib Shalih bin Muhsin Al Hamid Tanggul). Ya Rahman Ya Rahim..kumpulkan kami dengan para pencintaMu di yaumul qiyamah, kumpulkan kami bersama para Shiddiqin. Yang hadir bersama kita semoga dipanjangkan usianya dalam keberkahan, para ulama dan para habaib sekalian semoga dilimpahi rahmat dan keberkahan, dan kita semua yang hadir semoga Allah pastikan kita wafat dalam husnul khatimah , semoga Allah pastikan kita wafat dalam hembusan rindu ke hadiratNya, dan bangkit bersama orang-orang yang rindu berjumpa dengan Allah “ Man Ahabba liqaai Ahbabtu liqaahu”. Demikian hadirin hadirat ..mengingat kembali indahnya Nabi kita Muhammad SAW , yang setelah itu kita mohonkan doa penutup dari yang mulia yang kita cintai Al Habib Hasyim bin Muhammad bin Shalih Al Hamid semoga Allah SWT melimpahkan keberkahan kepada beliau, selanjutnya qasidah “ Muhammadun” dan setelah itu doa penutup. Tafaddhal Masykuraa.


Kamis, 01 Oktober 2009

Mengapa Allah Tidak Mengirim Burung Ababil?

29/3/2008 | 22 Rabiul Awwal 1429 H | Hits: 2.587
Oleh: Tim dakwatuna.com
Kirim Print
dakwatuna.com – Kisah melegenda sepanjang sejarah, yaitu ketika Muhammad saw lahir di muka bumi, ketika itu terjadi keajaiban yang luar biasa, Allah swt mengirim pasukan burung Ababil untuk menghancurkan Abrahah dan bala tentaranya yang sombong, memaksa penduduk bumi untuk berkiblat pada sesembahan mereka.
Realitas bangsa Arab ketika itu dalam kondisi terpuruk dan kritis, mereka tidak lagi peduli dengan pembelaan terhadap agama dan warisan para pendahulu mereka. Ketika itu Allah swt tidak lagi menyerahkan penjagaan rumah-Nya di tangan mereka kaum musyrikin. Sampai datanglah ketentuan Allah swt secara nyata, yaitu Allah swt mengirim burung Ababil untuk menghancurkan Abrahah layaknya dedaunan yang dimakan ulat, habis binasa.
Bahwa Allah swt dengan kekuasan-Nya berkehendak sesuai dengan kemauan-Nya sendiri adalah bagian dari keyakinan orang beriman, sebagaimana kehendak Allah swt menurunkan mukjizat dan keajaiban di banyak peperangan.
Para Malaikat atas intruksi Allah swt turun membantu tentara muslim. Sebagaimana cara Allah swt sendiri memilih burung Ababil sebagai penghancur raja lalim.
Campur tangan Allah swt terhadap hamba-hamba-Nya yang beriman telah tetap dan pasti sebagaimana direkam dalam Al Qur’an, Sunnah, sirah dan ucapan para sahabat.
Namun, Bangsa Arab (ketika itu) tetap tidak mau beriman kepada Allah swt. meskipun mereka melihat dengan mata kepala sendiri mukjizat burung Ababil. Padaha, Mekah belum pernah tecatat dalam sejarah diserang sekelompok pasukan, atau belum terpikirkan sebelumnya bahwa Mekah akan diperangi, kecuali setelah peristiwa itu. Bahkan tidak ada yang mau menjajah Mekah karena kondisinya yang padang pasir, gersang dan tidak ada potensi kebaikan di sana. Allah menjaga rumah-Nya dengan cara-Nya sendiri, yang tidak terduga oleh akal manusia.
Sehingga sewajarnya bila bangsa Arab mengimani kenabian Muhammad saw., membenarkan ajaran yang dibawanya dan bersegera malaksanakannya. Namun mereka justeru mengingkari.
Sehingga, kalau pun ada mukjizat-mukjizat dalam bentuk lain, bangsa Arab tetap tidak akan mau beriman, mereka akan mencari-cari alasan dengan lebih menonjolkan kelebihan mereka. Atau kalau perlu mereka menafsirkan dengan cara-cara aneh, seperti kepercayaan bahwa jin memiliki kekuatan. Jin sendiri selalu memperdaya manusia dan berusaha untuk menjerumuskan mereka ke dalam kesesatan. Sebagaimana yang digambarkan dalam Al Qur’an:
”Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan.” Al Jin:6
Ternyata cerita tentang mistik atau klenik bertebaran dalam sejarah bangsa Arab tempo dulu. Ini bukan dongeng atau tahayyul belaka.
Seandainya bangsa Arab tidak melihat burung Ababil menghancurkan Abrahah dan bala tentaranya atas izin Allah swt., dengan kerikil panas dari neraka yang membara. Maka ketika ada seseorang menceritakan persitiwa itu kepada mereka, pasti mereka akan mengatakan Anda gila. Mereka akan mengejek, sebagimana mereka mengejek Muhammad, ketika beliau menceritakan bahwa dirinya telah isra’ dan mi’raj.
Karena itu Allah swt. perlu memperlihatkan kepada mereka peristiwa itu, sebagaimana Allah swt memperlihatkan jasad Fir’aun kepada kaumnya:
”Maka pada hari ini kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan kami.” Yunus:92
Seandainya mereka tidak melihat jasad Fir’aun terapung di permukaan Laut Merah, pasti mereka akan mengatakan Fir’aun sedang mengasingkan diri untuk kemudian nantinya akan turun kembali dengan membawa misi penyelamatan atau klaim-klaim lain yang tidak masuk akal.
Allah swt. mengutus para Malaikat untuk menolong dan memenangkan para mujahidin yang mukhlis dalam setiap kesempatan dan tempat.
Pada suatu hari akan ada tentara Allah swt yang membebaskan Al Aqsha dari cengkraman Yahudi, sebagai bukti bahwa Allah swt menolong hamba-hamba-Nya dengan caranya sendiri:
”Dan tidak ada yang tahu tentara-tentara Tuhanmu, kecuali hanya Dia.”
Namun, bagaimana Al Aqsha akan terbebaskan jika umat dan pemimpinnya di bawah bayang-bayang penjajah?! Mereka dijajah orang-orang dzalim, sehingga menjadi wajib bagi masing-masing pribadi untuk membebaskan diri sendiri, kemudian masyarakat, pemerintah, bangsa serta umat secara keseluruhan dari dominasi penjajah Zionis Isra’il.
Ketika itu, tidak akan ada lagi orang Yahudi yang semena-mena di Palestina. Zionis Isra’il mestinya lebih lemah dan tak berdaya, ketika belenggu yang menghimpit umat ini lenyap. Yaitu belenggu perpecahan, permusuhan dan pengkhianatan di antara umat Islam sendiri. Ketika itu orang beriman berbahagia dengan pertolongan Allah:
”Mereka bertanya kepadamu: Kapan pertolongan Allah? Katakanlah: Pertolongan dan kemenangan akan segera datang.” Al Isra’:51
Adakah bangsa Arab, Pemimpin dunia Islam dan umat Islam di penjuru dunia memenuhi seruan Allah swt ini?! (it/ut)


Keajaiban Salam

24/8/2009 | 03 Ramadhan 1430 H | Hits: 1.262
Oleh: Dr. Setiawan Budi Utomo
Kirim Print
Assalamu'alaikum (awangpurba.blogspot.com)
Assalamu'alaikum (awangpurba.blogspot.com)
dakwatuna.com – Cinta adalah sesuatu benih yang hidup dalam hati dan tumbuh muncul ke permukaan dalam bentuk ekspresi kongkret dan perilaku riil. Cinta memerlukan ekspresi tersendiri dan esensi syariat Salam dalam Islam lebih dari sekadar simbol formalitas verbal tetapi sebuah ekspresi tulus yang lahir dari perasaan cinta, kasih sayang, doa, harapan, suka cita, motivasi, kepedulian, perhatian, penghargaan dan ikatan batin yang tulus dalam berbagai bentuknya.
Alice Gray memberikan tips mengawetkan hubungan romantis pasangan dalam bukunya List To Live By For Every Married Couple (2002) yaitu dengan memelihara komunikasi efektif melalui berbagai ekspresi perasaan, sukacita, dam keprihatinan yang terdalam. Menurutnya, pernikahan itu dibangun di atas ekspresi-ekspresi kecil penuh kasih sayang dengan menekankan pentingnya ucapan-ucapan selamat dalam berbagai pengalaman penting dan momentum berarti (munasabat) serta sebaliknya mengabadikan kartu ucapan selamat yang terkirim untuk pernikahan, ulang tahun, ulang tahun pernikahan ataupun ucapan spesial apapun merupakan hal yang bermanfaat sebagaimana saran Angela Dean Lund, konsultan kenangan-kenangan kreatif.
Salam merupakan salah satu bentuk pemberian motivasi yang sangat berarti dalam sebuah hubungan agar dapat meningkatkan semangat dalam vitalitas kehidupan fisik material maupun psikologis spiritual, maka karena cinta memerlukan motivasi yang intens dan kontinyu agar tercipta hubungan yang harmonis dan bergairah sepanjang musim, seperti diungkapkan oleh John Gray dalam Men are From Mars, Women are from Venus (1992) sehingga memerlukan manajemen salam dan seni memahami entry point serta titik-titik sensitif serta sentimentil untuk mengeratkan hati pasangan ataupun orang lain (ta’liful qulub). Namun demikian, patut disayangkan, banyak kalangan umat dan aktivis dakwah yang melewatkan dan menyiakan entry point ini membina dan mengeratkan hubungan dengan orang-orang dekatnya serta lingkungan pergaulannya sehingga tercipta hubungan yang loyal, bergairah dan indah.
Sebagai seorang muslim, adalah telah menjadi sebuah keharusan syar’i dan keniscayaan pergaulan untuk memahami manajemen salam dengan saling membudayakan salam secara positif dan efektif. Banyak sekali dalil syar’i, baik dari Al-Qur’an maupun Al-Hadits yang menganjurkan agar kita selalu memberi salam kepada siapa pun termasuk yang kita belum kenal apalagi orang-orang dekat yang telah lama kita kenal. (QS.24:27)
Diriwayatkan dari Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash r.a. bahwasanya seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah SAW, apakah Islam yang paling baik itu? beliau menjawab: Engkau memberi makan dan memberi (mengucapkan) salam kepada orang yang kamu kenal dan orang yang belum kamu kenal.” (HR. Muttafaqun ‘Alaih )
Rasulullah SAW telah mewasiatkan kepada umat Islam untuk memelihara tujuh perkara yaitu; menjenguk orang sakit, mengikuti jenazah, mendoakan orang yang bersin, membantu yang lemah, menolong yang dizhalimi orang, memberi salam, mengabulkan permintaan seseorang (memohon dengan sumpah kepada Allah). (HR. Muttafaqun ‘Alaih)
Imam Ibnu Hibban (w.354 H.) dalam Raudhatul ‘Uqala wa Nuzhatul Fudhala menegaskan bahwa Islam sangat menganjurkan budaya Salam pada hubungan sosial secara umum, karena mengandung hikmah dapat mengikis rasa kebencian, kemarahan dan mencerahkan pergaulan sebagaimana riwayat hadits Nabi saw yang mengatakan bahwa Salam merupakan salah satu nama agung Allah yang dihamparkan di muka bumi, maka tebarkanlah Salam di antara kalian.
Manajemen salam secara baik akan melatih seseorang dapat mengoptimalkan upaya membudayakan salam yang merupakan salah satu cara untuk memperkuat persaudaraan khususnya antara sesama muslim, menambah perasaan saling cinta antar sesama orang beriman. Rasulullah SAW dalam sebuah hadits menegaskan bahwa tidak akan masuk surga sehingga orang telah beriman, dan tidak beriman sehingga saling mencintai cara efektif untuk dapat saling mencintai adalah dengan menyebarkan salam. ( HR. Muslim )
Dale Carnegie dalam How to Win Friends and Influence People (1979) mengajarkan bagaimana cara memelihara dan mengeratkan hubungan sosial khususnya ikatan mahligai perkawinan di antara dengan saling memberi salam berupa ucapan selamat dan pujian yang ikhlas serta memberikan perhatian-perhatian pada hal-hal kecil yang menarik pasangan seperti ketika hari ulang tahun peristiwa pernikahan dan kelahiran.
Menghidupkan budaya salam secara kreatif dan inisiatif bagi pribadi pendamba keshalihan akan tumbuh secara mandiri karena keyakinan bahwa salam merupakan kebiasaan tersebut termasuk sebuah ibadah yang dapat menghantarkan kepada surga sebagaimana pesan Rasulullah SAW dalam sabdanya: “Hai manusia, sebarkanlah salam, berdermalah makanan, hubungkanlah tali persaudaraan (silaturahim), shalat malamlah pada saat orang-orang sedang tidur lelap niscaya kalian akan masuk surga dengan selamat. ( HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah)
Tradisi Salam lahir dan hidup sepanjang sejarah hubungan manusia berlangsung sejak zaman Nabi Adam as. Dalam sebuah hadits diriwayatkan bahwa ketika Allah SWT telah selesai menciptakan Adam as, maka Allah SWT memerintahkan kepada Adam as. untuk menemui dan memberi Salam kepada segolongan malaikat yang sedang duduk menunggu untuk kemudian Adam as diminta mendengarkan apa yang mereka ucapkan sebagai penghormatan kepadanya. Salam yang diucapkan para malaikat kepada Adam as. adalah salam hormat kepadamu dan salam hormat kepada keturunanmu (yang beriman). Maka Adam as berkata: “Assalamu’alaikum” dan mereka menjawab: “Assalamu’alaikum Warahmatullah”. ( HR. Bukhari )
Pada dasarnya, hukum memberi salam dan menjawabnya adalah berbeda. Memberi salam adalah sebuah sunnah yang dianjurkan sedangkan menjawabnya adalah wajib sebagaimana dikemukakan oleh Ibnu Abdil Barr bahwa para ulama sepakat tentang hal ini. Ketentuan syariat ini menunjukkan bahwa Islam sangat memperhatikan pemeliharaan hubungan dengan mengajarkan pentingnya menghargai ekspresi positif orang lain berupa ucapan selamat dengan cara membalasnya dengan ucapan salam senada atau lebih baik lagi sebagaimana hadits tentang permulaan salam di atas sehingga para ulama sepakat bahwa menambahkan kalimat dalam menjawab salam adalah sesuatu yang dianjurkan memberikan balasan salam yang lebih baik sebagai bentuk apresiasi dan penghargaan terhadap inisiator salam. Firman Allah SWT : “Apabila kamu dihormati dengan suatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan lebih baik, atau balaslah (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu”. (QS. 4:86)
Kristine Carlson dalam Don’t Sweat the Small Stuff for Women (2001) mengkritik kebiasaan dan sikap sementara orang yang kurang arif dalam menerima salam berupa pujian dan kata selamat dengan berbagai respon negatif bahkan pasif, padahal kita dapat menyambutnya dengan ucapan “terima kasih”. Dalam hal ini sunnah Nabi saw lebih jauh mendorong kebiasaan positif dalam menyikapi ucapan salam dengan menjawabnya tidak sekadar “terima kasih” tetapi memberikan ucapan selamat kembali kepada penyampai dan orang yang mengucapkannya minimal setara bobot ucapannya.
Esensi prosedur salam dalam syariat Islam yang berupa tatacara memberi salam yaitu orang yang berkendaraan lebih dulu memberi salam kepada yang berjalan, yang berjalan memberi salam kepada yang duduk, jama’ah yang sedikit memberi salam kepada yang lebih banyak, yang muda memberi salam kepada yang lebih tua sebagaimana hadits dalam riwayat Muttafaq ‘Alaih mengajarkan kepribadian rendah hati dan peduli etika pergaulan dengan memahami posisi diri dan orang lain serta tanggap terhadap ekspresi menghargai orang lain sebagai point entry untuk dihargai dan media perekat hubungan sosial sehingga lahir keshalihan yang memancarkan akhlaq yang baik (khiyarukum ahasinukum akhlaqan).
Persoalan fiqih yang kadang mengganjal dalam manajemen salam adalah salam antar jenis yang bukan mahram. Bila kita perhatikan teks-teks dalil yang menganjurkan untuk menyebarkan salam pada dasarnya bersifat umum dan tidak membedakan antara laki-laki dan perempuan. Artinya, jika ada seorang lelaki yang secara tulus ikhlas mengucapkan salam kepada seorang wanita, maka wanita itu sesuai dengan nash Al-Qur’an wajib membalasnya dengan jawaban yang lebih baik atau minimal yang serupa dan begitu pula sebaliknya. Dengan demikian hijab gender tidak bisa mengoyak ajaran dan doktrin Salam serta filosofisnya.
Dalam hadits shahih diriwayatkan bahwa Ummu Hani binti Abi Thalib berkata: “Saya mengunjungi Rasulullah pada tahun al-Fath (penaklukan kota Mekah), ketika itu beliau sedang mandi sementara Fatimah, putrinya, sedang menutupi tempat mandi beliau dengan tabir, lantas saya mengucapkan salam kepada beliau, lalu beliau bertanya, ‘siapa itu?’ saya menjawab, ‘Ummu Hani binti Abi Thalib’, kemudian beliau berkata, ‘selamat datang Ummu Hani’” (HR Bukhari dan Muslim)
Ketika Rasulullah saw menyampaikan kepada istrinya Aisyah bahwa malaikat Jibril mengucapkan salam kepadanya, maka ‘Aisyah ra. menjawab salamnya dengan ucapan “wa’alaikum salam warahmatullah”.
Imam Ibnu Hajar meriwayatkan dalam Fathul Bari-nya hadits Asma’ binti Yazid yang mengatakan bahwa Nabi saw pernah melewati kami kaum wanita, lalu beliau mengucapkan salam kepada kami. Imam Ahmad juga meriwayatkan dalam Musnad-nya bahwa ketika sahabat Mu’adz tiba di Yaman, ia didatangi seorang perempuan dengan dua belas anaknya seraya mengucapkan salam kepada Mu’adz.
Demikian yang ditunjukkan oleh Rasulullah dan para sahabatnya tentang memberi salam kepada kaum wanita atau sebaliknya meskipun terdapat sebagian ulama yang mensyaratkan kebolehan itu dengan kondisi ‘aman dari fitnah’ seperti Imam Al-Hulaimi dan Al-Mihlab. Dari sumber-sumber di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar ulama zaman dahulu tidak mengharamkan mengucapkan salam kepada wanita, khususnya jika laki-laki itu berkunjung ke rumah si wanita untuk urusan tertentu yang syar’i, untuk mengobati, mengajar, dsb. Berbeda dengan wanita yang bertemu dengan laki-laki di jalan umum, maka si lelaki sebaiknya tidak mengucapkan salam kepada wanita, kecuali jika antara mereka ada hubungan yang kuat, seperti hubungan nasab, kekeluargaan, semenda, dll. Sedangkan alasan yang paling kuat yang dijadikan sandaran oleh golongan yang melarangnya adalah karena ‘takut fitnah’ yang sudah seyogyanya dijaga oleh setiap muslim semampu mungkin untuk menjaga kesucian agamanya dan kehormatannya. Hal itu, sebenarnya, pangkal tolaknya adalah hati nurani dan daya tahan iman seorang muslim itu sendiri, karena itu hendaklah ia bertanya pada dirinya sendiri.
Dalam persoalan kasus salam antar beda jenis yang bukan mahram beberapa hal yang perlu diperhatikan agar terjaga kemurniaan dan efektivitas positifnya adalah bahwa salam itu diucapkan ataupun disampaikan dalam kerangka birr wat taqwa (kebajikan dan ketakwaan), salam itu tepat waktu dan kondisi, salam itu dilandasi ketulusan ikhlas dan aman dari potensi fitnah.
Dalam konteks ini, pendapat kalangan yang mengatakan bahwa suara wanita itu aurat sehingga mutlak tidak boleh ada kontak komunikasi antar jenis adalah tidak relevan karena tidak adanya dalil khusus yang melandasi pelarangan tersebut dan tidak ada seorang pun ulama mu’tabar (eligible) yang berpendapat begitu. Bagaimana dikatakan suara wanita itu aurat, sedang Allah berfirman: “… apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir…” (Al-Ahzab:53).
Ini berarti bahwa mereka, para istri nabi, menjawab permintaan tersebut dari belakang tabir. Demikianlah yang biasa dilakukan Aisyah dan Ummul Mu’minin lainnya, menjawab pertanyaan, meminta sesuatu dan meriwayatkan hadits serta menceritakan sisi-sisi kehidupan Rasulullah, padahal semestinya aturan yang berlaku atas mereka lebih ketat dan lebih berat daripada wanita lainnya. Sebaliknya, banyak pula kaum wanita yang bertanya dan berbicara di majelis terbuka Nabi saw. Betapa banyaknya peristiwa sejarah yang tidak terhitung jumlahnya pada zaman Nabi saw dan sahabat, yang menunjukkan bahwa kaum wanita dapat dan biasa berbicara dengan kaum laki-laki, berdialog, berdiskusi, mengucapkan dan menjawab salam. Tidak seorang pun yang berkata kepada wanita, ‘diamlah, karena suaramu itu aurat’.
Seni memberi dan menjawab ucapan selamat dalam manajemen salam merupakan salah satu bentuk setoran efektif untuk bank emosi kita dalam kebiasaan proaktif untuk menarik simpati orang lain dan membina berbagai hubungan sebagaimana ditegaskan Stephen R. Covey dalam The 7 Habits of Highly Efective Families (1999). Bahkan menurutnya sebagai media sinergi untuk mewujudkan sistem kekebalan keluarga perlu dihidupkan budaya kreatif ucapan selamat sebagai bagian implementasi lima cara mengekspresikan cinta yaitu; 1. berempati, 2. berbagi rasa, 3. meyakinkan dan motivasi, 4. berdoa, 5. berkorban.
Jangan pernah melewatkan satu kesempatan dari peristiwa apapun yang dialami oleh orang-orang yang kita kasihi atau kita kenali untuk memberikan salam yang dapat menyumbangkan rasa kebahagiaan dan motivasi pada mereka sebagai suatu pengikat batin yang dahsyat sekaligus amal yang sangat mulia sebagaimana sabda Nabi saw yang mengatakan bahwa sebaik-baik amal adalah memberikan rasa kebahagiaan pada hati orang lain. Sesuatu yang remeh dan kecil bukan sebagai alasan untuk kita lewatkan meskipun hanya menulis satu coretan kecil, satu baris pesan melalui SMS, satu kalimat telepon, satu, satu kartu ucapan selamat yang sederhana, kalau hal itu memang dapat memberikan kebahagiaan orang lain, bukankah Nabi saw melarang kita untuk meremehkan dan tidak menghiraukan hal-hal positif apapun sekalipun remeh dan kecil.
Dalam optimalisasi fungsi manajemen salam dan untuk mengetahui secara proaktif momentum yang tepat bagi ekspresi salam, agar menjadi salam yang efektif maka diperlukan proses pembelajaran, pengenalan dan saling memahami (tafahum) antar kekasih, sahabat dan relasi. Barbara De Angelis dalam The 100 Most Asked Questions About Love, Sex and Relationships menekankan pentingnya kerjasama dan keyakinan bersama bagaimana perasaan cinta diekspresikan secara benar sehingga dapat membahagiakan pasangan dan sahabat. Oleh karena itu kita perlu ‘ngeh’, ‘ngerti’ dan tahu (ta’aruf) hari-hari, momentum dan saat-saat yang tepat untuk memberikan ucapan dan ungkapan selamat kepada orang-orang sekitar kita. Dan kita harus arif dalam memilih kata, media dan cara penyampaian salam agar tidak mengurangi keberkahan dan efektivitas salam. Wallahu A’lam Wa Billahit Taufiq Wal Hidayah. []


Puasa syawal
By: muhammad febri

Betapa Rasulullah saw mampu memikat seluruh elemen penduduk Madinah yang terdiri dari berbagai suku, agama dan latar belakang sosial yang beragam. Di awal kedatangan beliau disana. Padahal beliau belum pernah bertemu dengan mereka, pun tidak ada hubungan darah dengan mereka.

Pertama sekali yang Rasulullah saw deklarasikan bagi penduduk Madinah yang sedang menanti-nanti kedatangan beliau adalah nilai-nilai humanisme dan kepedulian yang dilandasi dengan sikap mental yang kuat.

Mari kita simak penuturan salah seorang yang sengaja menyempatkan diri bersama khalayak penduduk Madinah yang sedang menyambut Rasulullah saw. Bagaimana pengakuan tulusnya akan kepribadian Rasulullah saw. Dan taujih atau arahan Rasulullah saw yang beliau sampaikan dengan sangat puitis :

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ سَلَامٍ قَال لَمَّا قَدِمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ انْجَفَلَ النَّاسُ إِلَيْهِ وَقِيلَ قَدِمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدِمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدِمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَجِئْتُ فِي النَّاسِ لِأَنْظُرَ إِلَيْهِ فَلَمَّا اسْتَثْبَتُّ وَجْهَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَرَفْتُ أَنَّ وَجْهَهُ لَيْسَ بِوَجْهِ كَذَّابٍ وَكَانَ أَوَّلُ شَيْءٍ تَكَلَّمَ بِهِ أَنْ قَالَ أَيُّهَا النَّاسُ أَفْشُوا السَّلَامَ وَأَطْعِمُوا الطَّعَامَ وَصَلُّوا وَالنَّاسُ نِيَامٌ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ بِسَلَامٍ.

Dari Abdullah bin Salam berkata: Ketika Rasulullah saw hendak datang di Madinah, manusia pada menunggu-nunggu dan saling memberi kabar: Rasulullah datang, Rasulullah datang. Aku datangi kerumunan manusia. Ketika aku pastikan bisa melihat wajah Rasulullah saw, maka aku yakin bahwa raut wajahnya bukan tipe wajah pembohong. Dan pertama kali yang beliau ucapkan adalah: “Sebarkanlah salam, berilah makan orang yang membutuhkan, sambunglah persaudaraan dan shalat malamlah ketika manusia pada tertidur. Maka anda akan masuk surga dengan selamat.” (Sunan Tirmidzi, Jilid 9, Halaman. 25)

Sebarkan Salam

Subhanallah, ajaran agama yang sangat mulia bagi kemanusiaan. Betapa tidak, Islam pertama dan utama sekali menyuruh pemeluknya untuk menyebarkan salam yang berarti kedamaian, keselamatan dan kasih sayang. Karena salam Islam adalah penghormatan dari Allah swt. ”Assalamu’alaikum warahmatullahi wabaraktuh. Semoga keselamatan, kasih sayang dan keberkahan Allah selalu bersama kalian.”

Sering kita dengar cerita orang sedang bepergian di negeri orang atau tempat yang asing lainnya, mendapatkan pertolongan dari orang lain atau ketemu kenalan baru gara-gara ucapan salam. Karena salamnya orang Indonesia dengan orang Turki sama, salamnya orang Jepang dengan orang Amerika sama, demikian juga salamnya orang Arab dengan Afrika sama.

Banyak sekali rahasia dari diperintahkan menyebarkan salam ini. Adalah untuk saling kenal, cinta, kasih sayang dan mendapatkan keberkahan do’a salam itu sendiri. Bahkan menjadi prasyarat mendapat tiket masuk surga Allah swt. Inilah rahasia yang pernah diungkap sendiri oleh Rasulullah saw dalam sabdanya:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا وَلَا تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا أَوَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوهُ تَحَابَبْتُمْ أَفْشُوا السَّلَامَ بَيْنَكُمْ.

Artinya: “Kalian tidak akan masuk surga sampai kalian benar dalam keimanan kalian. Dan kalian tidak akan sampai meraih keimanan yang benar sampai kalian saling mencintai di antara kalian. Maukah Aku tunjukkan perkara yang apabila kalian laksanakan kalian akan saling mencintai? “Sebarkan salam di antara kalian.” (Shahih Muslim, Jilid I, Halaman 180)

Bahkan terhadap orang yang tidak kita kenal sekali pun, sebagaimana sabda Rasulullah saw. ”Berilah salam terhadap orang yang kamu kenal dan yang tidak kamu kenal.”

Pelajaran menarik lain adalah bahwa kita tidak boleh pelit dalam mengucapkan salam dan menjawab salam. Justru berlomba untuk memberi doa yang terbaik dan terlengkap untuk saudara kita. Lihatlah taujih Allah swt dalam surat An Nisa’ ayat 86.

”Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, Maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungankan segala sesuatu.” Penghormatan yang dimaksud disini ialah: dengan mengucapkan assalamu’alaikum dengan tulus ikhlas.

Wujudkan Kepedulian

Langkah berikutnya ketika sudah terbiasa dengan salam, sapa dan saling kenal – sebagai pintu masuk mengetahui kondisi saudaranya-, ketika kondisi saudaranya sedang membutuhkan bantuan, pertolongan atau baru mendapat masalah, maka anjuran Rasulullah saw adalah agar kita peduli dengannya, menolong sesuai dengan yang ia butuhkan.

Ramadhan telah mentraining hamba-hamba Allah swt untuk merasakan penderitaan dan kesulitan hidup orang yang tidak berpunya. Dengan training itu muncul sikap kepedulian dan kebersamaan. Orang kaya akan merenung, ”ternyata saudara saya yang belum ketemu nasi dalam sehari sangat menderita”.

Ith’amuth tho’am atau memberi makan orang yang membutuhkan adalah lambang sikap kepedulian. Sehingga ia juga bisa berarti upaya sistematik untuk mengentaskan kemiskinan, mengurangi pengangguran, pelayanan kesehatan yang memadai serta memberi bantuan pendidikan, bahkan gratis.

Sikap peduli ini sangat penting sehingga Allah swt pun mengecam keras orang yang tidak memiliki rasa kepedulian padahal ia berkecukupan. Bahkan Allah swt mengkatagorikan mereka sebagai pendusta agama. Allah swt berfirman dalam sura Al Ma’un : 1-3.

”Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?. Itulah orang yang menghardik anak yatim. Dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.”

Kalau umat Islam secara umum mampu menghayati pesan ini, wabil khusus para pemimpin yang diberi amanah untuk melayani rakyatnya, maka tidak ada lagi yang akhirnya mati kelaparan, yang putus sekolah dan menderita sakit dan akhirnya meninggal karena tidak punya biaya berobat, wal iyadzu billah.

Galang Silaturahim

Sungguh, agung agama Islam ini. Setelah menganjurkan ummat Islam untuk saling mendekat dan saling kenal, mengalakkan sikap peduli terhadap sesama. Ternyata Islam juga mengunci kuat pintu-pintu konflik dan menutup rapat-rapat potensi permusuhan. Yaitu dengan anjuran menyambung persaudaraan, silaturahim.

Sesama muslim adalah saudara, bahkan persaudaraan itu kadang lebih kuat dibanding dengan persaudaraan darah sekalipun. Inilah yang ditegaskan Allah swt dalam firman-Nya:

”Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.” QS. Al Hujurat 10.

Ternyata ayat ini didahului dengan kisah dua golongan yang sama-sama mukmin yang sedang bermusuhan. Tapi mereka masih disebut dengan golongan yang beriman. Mereka diperintahkan untuk ruju’ dan dinyatakan dengan tegas bahwa mereka adalah bersaudara.

”Dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang hendaklah kamu damaikan antara keduanya! tapi kalau yang satu melanggar perjanjian terhadap yang lain, hendaklah yang melanggar perjanjian itu kamu perangi sampai surut kembali pada perintah Allah. kalau dia telah surut, damaikanlah antara keduanya menurut keadilan, dan hendaklah kamu berlaku adil; Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil.” QS. Al Hujurat : 9

Orang-orang yang saling bercinta karena Allah swt, saling menyambung persaudaraan fillah, akan dibanggakan Allah swt di hari kiamat kelak, sehingga para Anbiya’ dan Syuhada’ sekalipun cemburu dengan mereka. Rasulullah saw bersabda:

”Orang-orang yang saling mencintai karena kebesaran-Ku, pada hari kiamat kelak berada di atas mimbar yang terbuat dari cahaya, yang menyebabkan para Nabi dan Syuhada cemburu akan kedudukan mereka.”

Sikap lapang dada, dewasa dan menghormati perbedaan pendapat atau golongan di antara umat Islam bisa menjadi katup pengikat kesatuan dan persatuan umat Islam.

Sisi lain Islam sangat mengecam permusuhan, persengketaan melebihi tiga hari, apalagi permusuhan abadi. Rasulullah saw bersabda:

”Barangsiapa yang bertengkar dengan saudaranya melebihi tiga hari, maka Aku tidak butuh ketaatan dan peribadatan keduanya, sampai keduanya rujuk kembali dan yang pertama rujuk adalah yang paling baik”.

Tradisi silaturahim tidak hanya dilakukan ketika lebaran atau bulan Syawal saja, apalagi ada embel-embel kepentingan politis. Namun anjuran silaturahim adalah setiap saat sesuai kadar yang dibutuhkan.

Menyambung persaudaraan tidak hanya dengan sesama muslim saja, namun juga dengan semua pemeluk agama lain. Rasulullah swt menjadi bukti konkrit dalam hal ini. Beliau meskipun setiap hari dicaci maki oleh lawan politiknya, diludahi oleh orang yang beda agama, namun beliau tetap berbuat manusiawi terhadap mereka. Justru dengan sikap itulah lawan-lawannya menjadi simpati dan masuk Islam.

Hidupkan Shalat Malam

Ramadhan telah mentarbiyah kita selama sebulan penuh untuk shalat tarawih. Shalat tarawih sebenarnya adalah istilah lain dari shalat malam di luar bulan Ramadhan. Sehingga bagaimana akhirnya kita berusaha untuk bisa meneruskan tradisi shalat tarawih atau shalat malam ini di luar bulan Ramadhan. Allah swt berfirman :

”Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri (sembahyang) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang bersama kamu. Dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak dapat menentukan batas-batas waktu-waktu itu, Maka dia memberi keringanan kepadamu, Karena itu Bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran. Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah; dan orang-orang yang lain lagi berperang di jalan Allah, Maka Bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. Dan mohonlah ampunan kepada Allah; Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” QS. Al Muzzammil : 20

Ada tips yang pernah dicontohkan oleh dua sahabat besar dalam hal pelaksanaan shalat malam ini yaitu sahabat Abu Bakar dan Umar Radliyallahu anhuma. Model sahabat Umar bin Khattab ra yang mengerjakan shalat malam setelah melaksanakan shalat Isya’ langsung alias sebelum tidur dan ditutup dengan witir. Atau model sahabat Abu Bakar ra yang bangun sepertiga malam akhir untuk qiyamullail dan ditutup dengan witir.

Kesangggupan masing-masing kita berbeda-beda, apakah mau seperti sahabat Umar atau sahabat Abu Bakar radliyallahuma, tafadldlal saja.

Saudaraku, di Bulan Syawal yang berarti Bulan peningkatan amal kebaikan dan ketaatan ini, marilah kita tegaskan kembali komitmen kita sewaktu menjalani amaliyah ibadah Ramadhan; yaitu komitmen untuk menjadi manusia baru, insan taqwa, pemburu pintu Royyan. Dengan melaksanakan pesan-pesan mulia Rasulullah saw ini.

saudaraku, ketika resep Rasulullah swt itu bisa kita terapkan dalam tataran individu, maka pasti janji Allah swt berupa tiket Jannah dengan penuh kedamaian pasti akan diraih.

Dan jika konsep Rasulullah saw tersebut dapat diejawantahkan dalam tataran kehidupan bermasyarakat dan berbangsa, maka kehidupan akan menjadi rukun, sejahtera, damai dan mendapat ridho Ilahi Rabbi, menjadi baldatun thayyibatun wa Rabbun Ghafur. Insya Allah. Allahu A’lam.


noordin m top tewas

Istri Noordin M Top Ambil Jasad
"Assalamualaikum Abang Noordin, Saya Datang"
Di hadapan jenazah Noordin, Munfiatun mengucapkan beberapa kalimat.
Kamis, 1 Oktober 2009, 15:12 WIB
Ismoko Widjaya, Aries Setiawan

Foto diduga jasad Noordin M Top (ist.)
Densus 88 Gerebek Rumah di Solo


VIVAnews - Jasad gembong teroris Noordin M Top ternyata tidak hanya dikunjungi dua istrinya, Rahma dari Malaysia dan Arina dari Cilacap. Ada satu istri Noordin lainnya yang datang dari Jepara, Munfiatun.

Hal itu disampaikan Kepala Bidang Kemitraan Polri, Komisaris Besar Zulkarnaen, di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis, 1 Oktober 2009.

Di hadapan jenazah Noordin, Munfiatun mengucapkan beberapa kalimat. "Assalamualaikum Abang (Noordin), saya datang. Itu kata Mufiatun kepada jenazah Noordin," kata Zulkarnaen.

Istri pertama Noordin, Siti Rahma, tiba bersama kakak kesembilan Noordin, Yahya Muhammad Top. Keduanya sudah berada di RS Polri.

Istri ketiga Noordin asal Cilacap, Ariani Rahma alias Arina, juga sudah tiba sejak pagi. Ariana diketahui telah berada di RS Polri sejak pukul 07.30 pagi tadi. Perempuan bercadar hitam itu masuk ke ruang jenazah dengan kawalan Densus 88.

Siti Rahma diketahui berasal dari Riau. Dia adalah saudara kandung Mohammad Rois, anggota Jamaah Islamiyah yang juga guru di Pesantren Luqmanul Hakiem di Malaysia, tempat Noordin M Top pernah mengajar. Sejak 2005, Siti Rohma dan keluarganya menetap di Sungai Tiram, Johor Bahru, Malaysia.

Selain dengan Siti Rahma, Noordin juga menikah dengan Munfiatun, perempuan asal Pecangakan Kulon, Jepara, Jawa Timur.

Jejak cinta Noordin juga terlacak di Cilacap, Jawa Tengah. Dia menikahi Ariani Rahma alias Arina, gadis asal Desa Pesuruan, Kecamatan Binangun, Cilacap.


Gempa 7,6 SR Guncang Sumbar
Kenapa Gempa Bertubi-tubi Guncang Indonesia
Dalam satu bulan terakhir tercatat lebih dari 30 kali gempa bumi di wilayah Indonesia.
Kamis, 1 Oktober 2009, 15:12 WIB
Heri Susanto
Peta Gempa Sumatra (esdm.go.id)
VIVAnews - Masalah gempa yang terjadi 2 September di Tasikmalaya, Jawa Barat tuntas. Namun, belum genap satu bulan gempa besar sudah mengguncang lagi di Padang Pariaman, Sumatera Barat hingga menewaskan 467 orang (untuk sementara).
Gempa di Sumatera Barat ini merupakan salah satu dari rentetan gempa bumi dengan kekuatan cukup besar yang mengguncang Indonesia. Bahkan, selama September 2009 saja, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat lebih dari 30 kali gempa bumi di wilayah Indonesia dengan kekuatan di atas 5 SR.
Beberapa gempa yang terbesar di antaranya mengguncang Tasikmalaya (7,3 SR), Yogyakarta (6,8 SR), Tolitoli (6,0 SR), Nusa Dua (6,4 SR), dan Ternate (6,4 SR) dan Padang Pariaman (7,6 SR).

"Gempa di Sumatera Barat terjadi akibat penunjaman lempeng tektonik Samudera Hindia di bawah lempeng Asia di Pantai Barat Sumatera," ujar Kepala Badan Geologi, Departemen Energi, R. Sukhyar dalam penjelasannya di website Menteri Energi, 1 Oktober 2009.

Menurut keterangan Badan Geologi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, gempa bumi yang terjadi di wilayah Indonesia dalam beberapa bulan terakhir terjadi akibat dinamika pada lapisan bumi.

Badan Geologi mencatat banyaknya gempa yang terjadi diakibatkan kondisi geografi Indonesia berada dalam pertemuan sejumlah lempeng tektonik besar yang aktif bergerak dimana setiap pergerakan lempeng berpotensi mengakibatkan gempa bumi.

Tataan geologi wilayah Indonesia saat ini terjadi sebagai akibat interaksi 3 lempeng utama dunia, yaitu Lempeng Samudra Pasifik yang bergerak ke arah barat - barat laut dengan kecepatan sekitar 10 cm per tahun, Lempeng Samudra India - Benua Australia (Indo-Australia) yang bergerak ke utara - timur laut dengan kecepatan sekitar 7 cm per tahun, serta Lempeng Benua Eurasia yang relatif diam, namun resultante sistem kinematiknya menunjukkan gerakan ke arah baratdaya dengan kecepatan mencapai 13 cm per tahun.

Hasil interaksi lempeng-lempeng tersebut menyebabkan terjadinya berbagai peristiwa geologi, salah satunya kegiatan magmatik dan terbentuknya zona-zona kegempaan dengan intensitas tinggi.

Selain dikarenakan pergerakan antar lempeng, terjadinya gempa juga berkaitan dengan keberadaan sesar aktif yang membentang di beberapa wilayah, di antaranya sesar Sumatera, sesar Palu, sesar di Papua, atau sesar yang lebih kecil seperti sesar Cimandiri, Jawa Barat.


Gedung-gedung Retak Akibat Gempa Sumbar
Masih terjadi gempa susulan.
Minggu, 16 Agustus 2009, 15:28 WIB
Siswanto
  (portal.vsi.esdm.go.id)
VIVAnews – Gempa 6.9 SR di Pulau Siberut, Kabupaten Mentawai, Sumatera Barat, Minggu 16 Agustus 2009 pukul 14:38:22 WIB, mengakibatkan sebagian dinding gedung-gedung tinggi di wilayah itu retak.

Misalnya gedung Bank Nagari yang terletak di depan pusat perbelanjaan Plaza Andalas. Dinding bank retak-retak di beberapa bagian setelah digoyang gempa.

Dinding Plaza Andalas yang berlantai empat juga mengalami keretakan. Pengelola gedung itu langsung meminta seluruh pengunjung dan karyawan keluar ketika gempa terjadi.

Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi kejadian buruk akibat gempa yang masuk kategori besar itu. Plaza Andalas pada 2007 juga pernah rusak akibat gempa.

Sementara itu di daerah lalin, seperti di Padang, penduduk mengalami kepanikan hebat. Seperti yang terlihat di Kompleks Blimbing Permai. Warga keluar rumah semua. Mereka sangat takut akan terjadi gempa lebih besar.

Di daerah itu, sekarang ini masih terjadi gempa susulan.
Badan  Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika mengumumkan lokasi gempa di 1.64 Lintang Selatan 99.12 BT atau berjarak 43 kilometer Tenggara Pulau Siberut, Kabupaten Mentawai, Sumatera Barat.
Badan  Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika mengatakan titik gempa berada di kedalaman 32 kilometer.


SocialTwist Tell-a-Friend
Ditulis Oleh: Munzir Almusawa   
Friday, 25 September 2009
Diturunkannya Cobaan Dan Anugerah
Senin, 21 September 2009


عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَيْقَظَ لَيْلَةً فَقَالَ سُبْحَانَ اللَّهِ مَاذَا أُنْزِلَ اللَّيْلَةَ مِنْ الْفِتْنَةِ مَاذَا أُنْزِلَ مِنْ الْخَزَائِنِ مَنْ يُوقِظُ صَوَاحِبَ الْحُجُرَاتِ يَا رُبَّ كَاسِيَةٍ فِي الدُّنْيَا عَارِيَةٍ فِي الْآخِرَة
(صحيح البخاري)
Dari Salmah (Istri Rasul saw) ra :
Sungguh Nabi saw terbangun disuatu malam, dan berkata : Subhanallah….!, betapa malam ini diturunkan daripada cobaan, betapa banyak malam ini diturunkan anugerah anugerah, siapakah yg membantuku untuk membangunkan semua keluargaku, Wahai …!, barangkali orang yg mempunyai sandang di dunia, tidak mempunyai sandang di akhirat” (Shahih Bukhari)



Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh..
حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ، وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ اْلجَهْلِ وَالدَّيَاجِر،ِاْلَحَمْدلُلهِ الَّذِيْ هَدَانَا، بِعَبْدِهِ اْلمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ، وَقَدْ نَادَانَا لَبَّيْكَ ياَمَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا، صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ الحَمْدُلِلهِ الَّذِيْ جَمَعَنَا فِي هَذَا اْلمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ، وَاْلحَمْدُلِلهِ الَّذِيْ جَمَعَنَا فِي هَذِهِ اْلمُنَاسَبَةِ وَاْلحَمْدُلِلهِ الَّذِي جَمَعَنَا فِي هَذَا اْلمَجْلِسِ اْلمُبَارَكْ .
Limpahan puji kehadirat Allah SWT , cahaya kemegahan yang abadi cahaya kasih sayang yang abadi, cahaya pengampunan yang abadi, cahaya kelembutan yang abadi, kelembutanNya mengungguli segala kelembutan, Yang dikenalkan oleh sang Nabi " أَرْحَمُ الرَّاحِمِيْنَ "Paling berkasih sayang dari semua yang memiliki sifat kasih sayang , Dia lah Allah yang menciptakan kasih sayang untuk hambaNya, dan Dia lah samudera kasih sayang yang abadi, ALLAH.
Hadirin Hadirat yang dimuliakan Allah..
Dalami makna ucapan Sang Nabi dalam doanya “ Yaa Arhamar Raahimin“, Wahai yang Maha lebih berkasih sayang dari semua yang berkasih sayang , jika kita mendalami maknanya kita akan sampai pada samudera kasih sayang Allah yang lebih dari semua yang menyayangimu, ALLAH….., Merugilah mereka yang menutup dirinya dari cahaya kasih sayang Allah, merugilah mereka yang menolak kelembutan Allah, merugilah mereka yang menolak cahaya pengampunan Allah. Semoga aku dan kalian selalu terang benderang jiwa sanubari dan jasad kita dengan cahaya kelembutan Allah, dengan cahaya pengampunan Allah, dengan cahaya kasih sayang Allah. Yaa Arhamar Raahimin..Wahai Yang Maha berkasih sayang melebihi semua yang mempunyai sifat kasih sayang, kalimat ini akan membuka keluhuran dan hubungan mulia dari Rahmat Allah kepadamu
أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِيْ بِيْ ...
demikian diriwayatkan dalam Hadits Qudsiy riwayat Al Imam Bukhari dan lainnya “ Aku (Allah) bersama persangkaan HambaKu “. Ketika hamba menginginkan kasih sayangNya, maka sungguh Allah sedang ingin menyayanginya, jika seorang hamba merindukan Allah maka sungguh Allah rindu padanya , (shahih Bukhari) jika seorang hamba merasa dirinya ingin mendapatkan pengampunan dan meminta maaf dan ampun kepada Tuhan penciptanya, sungguh doa dan munajatnya itu menandakan bahwa Allah ingin mengampuninya.
Hadirin Hadirat...
Oleh sebab itu Allah menenangkan jiwa para pendosa yang putus asa dari kasih sayangNya. Firman Allah SWT :

قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِيْنَ أَسْرَفُوْا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوْا مِنْ رَحْمَةِ اللهِ إِنَّ اللهَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعًا إِنَّهُ هُوَ اْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ . ( الزُّمَر : 53
“ Katakanlah : Wahai hamba-hamabKu yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kalian berputus asa dari Rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya, sesungguhnya Dia lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang “. ( QS. Az Zumar : 53 )
Wahai kalian yang telah melampaui batas karena telah banyak berbuat dosa, jangan putus asa dari kasih sayang Allah. Adakah yang lebih indah dari Allah,,,? Yang memanggil semua yang telah berbuat jahat dan hal-hal yang dibenci, di laknat, dan dimurkainya, namun Dia ( Allah ) masih memanggil mereka agar jangan berputus asa dari kasih sayang Ku (Allah), demikian Allah, Allah, Allah..
Hadirin Hadirat…
Terangi jiwa mu dengan cahaya keindahan Allah maka hari-hari mu semakin indah, semoga Allah melimpahkan keindahan dalam hari-hari kita, dan kebahagiaan dunia dan akhirah zhahiran wa bathinaa.
Hadirin…
Ramadhan dengan segala kemuliaannya telah lewat dari usia kita, dan tidak kita ketahui apakah masih akan jumpa dengan Ramadhan yang akan datang atau tidak , telah lewat malam-malam tarawih, telah lewat buka puasa bersama dan kemuliaan Lailatul Qadr dan lainnya, namun penjiwaan dalam menjiwai rahasia kemuliaan Ramadhan akan membekas di hari-hari setelah Ramadhan . Kemuliaannya tidak sirna , pahala-pahalanya tidak sirna, dan tarbiyah ruhiyah jasadiyah (didikan pd ruh dan jasad) yang ada pada bulan Ramadhan akan berlanjut di hari-hari lainnya jika kita menjaganya, yaitu kita akan mudah melakukan puasa sunnah karena sudah terbiasa puasa sebulan , kita akan terbiasa qiyamullail untuk shalat tahajjud karena sudah terbiasa bangun sahur .
Demikian indahnya Allah, Allah Maha Tahu bahwa orang-orang banyak sulit untuk bangun tahajjud karena sibuknya dalam pekerjaan sehari-harinya, maka Allah jadikan puasa Ramadhan ada waktu untuk makan sahur, untuk apa? Agar nanti setelah Ramadhan mereka lebih mudah sampai pada kemuliaan tahajjud , ruku’ dan sujud berduaan dengan Allah SWT semata, mensucikan mengagungkan namaNya. Dan Allah SWT berfirman dalam hadits qudsiy riwayat Al Imam Bukhari dan Muslim, Bahwa Allah SWT menyeru di sepertiga malam terakhir pada hamba-hambaNya, “ Barangsiapa yang memohon pengampunan Ku maafkan, barangsiapa yang bertaubat Ku terima taubatnya “ seruan itu memanggil semua mereka yang mau bertamu kepada Allah di sepertiga malam terakhir . Namun tidaklah para pencinta Allah yang bangun malam untuk shalat tahajjud, meninggalkan kasurnya ranjangnya dan istirahatnya untuk Sang Maha yang paling berhak dicintai, terkecuali orang yg dicintai Allah. Semoga aku dan kalian diantara mereka, dawamkan bangun shalat malam walaupun bukan di waktu sahur, barangkali waktu bangun sahurnya ada yang jam dua atau jam tiga, paling tidak setiap hari bangunnya jam setengah empat atau jam empat setel alarm nya, baca zikir yang diajarkan Rasul SAW kepada Sayyidatuna Fatimah Az Zahra’ RA riwayat Shahih Al Bukhari, sebelum tidur Rasul SAW mengajarkan membaca :
سُبْحَانَ اللهِ 33 , اَلْحَمْدُلِلهِ 33 , اَللهُ أَكْبَرْ 33
dan diakhiri dengan bacaan :
لَاإِلهَ إِلَّاالله وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهْ لَهُ اْلمُلْكُ وَلَهُ اْلحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٍ
Kalau tidak hafal bacaan itu, boleh diganti dengan membaca “ Allahu Akbar “ 34 kali (Allahu akbar ditambah sekali). Maka orang yang melakukannya sebelum tidur , saat bangun ia akan bangun dengan segar tidak akan bangun dengan lesu, tapi mereka yang lupa atau tidak melakukannya barangkali saat bangun, malas untuk bangun. Ketika ia bangun ia akan merasakan tubuhnya lebih segar dari keagungan rahasia kalimatullah al ‘ulya SWT yang mengantarnya sebelum tidur. Kalau lupa, nah itulah barangkali ketika kita bangun jam tiga atau setengah empat kemudian kita tidur lagi karena malas. Hal itu tidak akan terjadi kalau kita ikuti sebelum tidur kita dengan zikir yang diajarkan kepada Sayyidatuna Fatimah Az Zahra’ RA, dan di ijazahkan oleh Guru Mulia kita ketika datang di majelis ini beberapa tahun yang lalu.
Hadirin Hadirat yang dimuliakan Allah..

Demikian malam-malam agung Ramadhan telah larut tapi malam-malam agung di sisa usia kita masih menanti setiap malam, maka ambillah satu dua menit, sepuluh duapuluh menit untuk bersama Allah sebelum waktu subuh. Diriwayatkan dalam Shahih Al Bukhari bahwa Rasul SAW tidak pernah meninggalkan shalat witir sepanjang usia beliau baik beliau sedang di rumahnya atau sedang safar ( dalam perjalanan ), bahkan beliau melakukan shalat witir di atas tunggangannya. Diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari dan tentunya juga di perbolehkan di dalam Mazhab As Syafi’i dan lainnya, boleh melakukan shalat sunnah ketika sedang dalam perjalanan di atas kendaraannya sambil duduk , kalau shalat fardhu tentunya harus menghadap kiblat, kalau shalat sunnah boleh kiblatnya kemana saja asal sedang dalam perjalanan bukan di rumah, kalau sedang safar keluar Jakarta sedang di bis, di pesawat, shalat sunnah kiblatnya kemana saja. Boleh shalat dhuha, shalat witir, shalat apa saja,, daripada diam saja lebih baik shalat sunnah asalkan dalam keadaan wudhu’, kalau tidak bisa wudhu’ maka tayammum untuk shalat sunnah.
Hadirin Hadirat yang dimuliakan Allah..
Ketika Rasul SAW sakit beliau melakukan shalat witir sambil duduk, tidak meninggalkan shalat witir sepanjang usianya. Semoga Allah SWT memuliakan kita dengan kemuliaan shalat witir.
Hadirin Hadirat…Sampailah kita pada Hadits agung di malam ini, diriwayatkan oleh istri Rasul SAW Sayyidatuna Ummu Salamah RA, bahwa suatu malam Rasul terbangun dari tidurnya, terbangun dengan kaget dan berkata :
سُبْحَانَ الله مَاذَا أُنْزِلَ اللَّيْلَةَ مِنَ اْلفِتْنَةِ مَاذَا أُنْزِلَ مِنَ اْلخَزَائِنِ مَنْ يُوْقِظُ صَوَاحِبَ اْلحُجُرَاتِ يَارُبَّ كَاسِيَةٍ فِي الدُّنْيَا عَارِيَةٌ فِي اْلآخِرَةِ .
Rasul SAW berkata dengan kagetnya : “Subhanallah, sungguh malam ini diturunkan fitnah ataupun musibah yang akan terjadi, dan malam ini diturunkan pula sedemikian banyak anugerah-anugerah “, kita bisa lihat disini Rasul SAW mengatakan satu kalimat fitnah bukan fitan , fitnah berarti satu atau ada musibah yang akan terjadi suatu hari pada diri kita, mungkin.
مَاذَا أُنْزِلَ مِنَ اْلخَزَائِنِ
“ Tapi sedemikian banyak yang diturunkan daripada anugerah-anugerah”, kemudian Rasul SAW berkata :
مَنْ يُوْقِظُ صَوَاحِبَ اْلحُجُرَاتِ
“ Siapa yang bisa bangunkan semua kerabat keluarga, para tetangga dibangunkan untuk shalat malam itu”.
يَارُبَّ كَاسِيَةٍ فِي الدُّنْيَا عَارِيَةٌ فِي اْلآخِرَةِ
“ Betapa banyak orang-orang yang mempunyai sandang pangan di dunia, namun di akhirat tidak mempunyai sandang pangan apa-apa”.
Hadirin Hadirat yang dimuliakan Allah…

Makna dari Hadits ini adalah, di setiap malam sebelum terbitnya fajar atau sebelum azan subuh, di saat itu Allah sudah menentukan kejadian-kejadian yang akan terjadi di hari esok, mana musibah yang akan terjadi mana musibah yang tidak jadi terjadi, mana musibah yang akan dikurangi mana musibah yang akan di tambahi. Ketahuilah bahwa setiap musibah itu menghapus dosa, Allah melihat hamba-hambaNya, ini musibahnya ini, ini musibahnya ini, dan demikian pula di malam itu kata Rasul SAW di dalam setiap sepertiga malam terakhir itu sedemikian banyak anugerah yang diturunkan, yang ini doanya di kabulkan, yang ini hajatnya diberi, yang ini permintaannya yang sudah tertunda sehari, sebulan, setahun yang lalu di beri, yang ini tanpa berdoa di beri, yang ini dipermudah, yang ini di ampuni, lebih banyak anugerah yang di turunkan oleh Allah daripada musibah.
Orang sekarang, apalagi media mereka lebih banyak meliput musibah saja tidak mau meliput anugerah, musibah terus diliput, mati di sumur saja diliput, majelis yang hadir ratusan ribu pemuda muslimin muslimat berzikir tidak ada media yang mau meliput kecuali satu dua detik saja.
Hadirin Hadirat yang dimuliakan Allah…

Jadi manusia setiap hari di televisi hanya melihat musibah saja, kapan adanya anugerah Allah..inilah cara musuh-musuh Islam menghancurkan cinta iman kepada Allah. Kalau kita lihat satu tempat terkena musibah, berapa lama tempat itu terkena musibah, berapa lama dalam rahmat Allah, berapa tempat di muka bumi yang terkena musibah, berapa tempat yang tidak terkena musibah, berapa banyak pendosa yang terkena musibah dan berapa banyak pendosa yang tidak terkena musibah, berapa banyak orang mukmin yang terkena musibah, berapa banyak mukmin yang tidak terkena musibah, tentunya Khazaain (anugerah) lebih banyak daripada fitnahnya (musibahnya), anugerah lebih banyak daripada cobaannya. Kehidupan kita sepanjang lahir hingga wafat kenikmatan tidak pernah putus. Kenikmatan mendengar, barangkali tiba-tiba sakit pendengaran tapi kenikmatan melihat terus, barangkali ia sakit tidak bisa melihat, tapi kenikmatan lainnya akan berjalan selalu, demikian kenikmatan bergerak, karena sakit jika tidak bisa bergerak, tapi tetap kenikmatan iman tidak di cabut darinya,
dia non muslim jauh daripada kelembutan Allah Yang Abadi tapi tetap tidak Allah tutup kemungkinan dia masuk ke dalam Islam dan mendapat keluhuran yang abadi. Kenikmatan terus berlanjut dan tiada akan pernah terhenti. Dan Rasul SAW bersabda tiada yang lebih sabar dari Allah, didustakan dan di fitnah namun Allah SWT tetap memberikan rizki, (shahih Bukhari) didustakan dikatakan mempunyai anak, dikatakan banyak tuhan-tuhan yang lain, Allah didustakan dan difitnah tapi Allah tetap memberi, inilah Allah SWT Yang Maha Penyabar.
Hadirin Hadirat yang dimuliakan Allah..

Beruntung mereka yang memahami betapa indahnya Allah, dan betapa ruginya mereka yang selalu menghindar dari Sang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Maka dalam setiap malam itu, Rasul SAW ingin membangunkan orang untuk shalat tahajjud supaya tidak terjadi hal-hal yang buruk di hari esok, karena ia bangun di saat itu dengan doa dan munajat, Allah akan jauhkan daripada musibah karena saat-saat sepertiga malam itu Allah sedang menentukan anugerah-anugerah yang akan diturunkan, mungkin kenikmatan hari esok yang sudah ditentukan untukmu dikalikan dan diperbesar, mungkin musibah hari esok yang akan terjadi disingkirkan oleh Allah dan digantikan yang lebih kecil atau digantikan dengan kebahagiaan, itulah Sang Maha Pengatur yang selalu mengatur dengan kelembutannya كُلَّ يَوْمٍ هُوَ فِي شَأْنٍ “ dan setiap hari Allah itu selalu mengatur dan mengatur”. (QS Arrahman 29)
Hadirin Hadirat yang dimuliakan Allah...

Oleh sebab itu Sayyidina Abdullah bin Umar RA ketika ia masih kecil, ia melihat para shahabat ketika mempunyai mimpi-mimpi mereka cerita kepada Rasul SAW, demikian dalam riwayat Shahih Al Bukhari. Berkata Sayyidina Abdullah bin Umar “ Duh,, aku juga ingin mimpi yang indah-indah “. Nah, hadirin hadirat… ini menjadi pelajaran untuk kita, mimpi bukan suatu tujuan, tujuan hidup kita melihat apa yang terjadi pada Sayyidina Abdullah bin Umar RA, yang berkata kalau aku banyak beribadah pasti aku dapat banyak mimpi, aku pasti orang shaleh kalau dapat mimpi, maka ia pun banyak beribadah, dan dapat mimpi menjadi mulia. Datang kepada Rasul dan bercerita, Ya Rasulallah mimpiku seperti ini, maka Rasulullah SAW berkata :
عَبْدُ اللهِ رَجُلٌ صَالِحٌ لَوْ كَانَ يَقُوْمُ اللَّيْلَ
“Abdullah tergolong hamba yang shaleh kalau ia bangun malam “. (shahih Bukhari) Bukan masalah mimpimu, mimpi tidak mimpi kau termasuk orang yang shaleh kalau seandainya banyak shalat malam. Sejak itu Abdullah bin Umar memperbanyak shalat malamnya hampir sepanjang malam, demikianlah riwayat Shahih Al Bukhari menunjukkan jangan terlalu kita merujuk kepada mimpi, karena yang penting adalah hubungan jiwa dan ruh kita kepada Allah SWT . Seorang hamba Allah itu termasuk dari kelompok orang yang shaleh kalau ia banyak melakukan shalat malam. Semoga Allah SWT menghalalkan dan memberikan kemudahan bagi kita untuk mencapai kemuliaan qiyamul lail.
Hadirin Hadirat yang dimuliakan Allah..

Rasul SAW juga mengajarkan kepada kita untuk tidak menyebarluaskan dosa-dosa kita. Rasulullah SAW bersabda riwayat Shahih Al Bukhari :
كُلُّ أُمَّتِيْ مُعَافَى إِلَّا اْلمُجَاهِرِيْنَ
Semua ummat ku itu di dalam maaf nya Allah , dan cepat sekali diampuni Allah namun mereka itu banyak yang dihambat pengampunannya oleh Allah, karena mereka banyak cerita tentang dosa- dosanya kepada orang lain. Jadi pengampunan Allah SAW itu yang akan Allah berikan tertahan gara-gara dia banyak cerita, beda kalau menceritakan dosa kepada guru, ulama, atau kiyai mohon supaya diberi nasihat, sebagaimana para sahabat datang kepada Rasulullah SAW mohon pendapat telah berbuat dosa ini itu dan lain sebagainya, tapi kalau disebarkan seluas-luasnya kepada orang lain, maka itu menjauhkan atau menyulitkan dapatnya pengampunan. Orang-orang yang suka menyampaikan aib nya pada orang lain, itu mengecewakan dan menyakiti perasaan Allah. Allah SWT berfirman di dalam hadits qudsiy riwayat Shahih Al Bukhari dan Shahih Muslim : “ Aku ( Allah ) telah menyembunyikan dan menutupi aib hamba Ku dan dia yang membukanya sendiri”. Aku (Allah) tutupi supaya orang lain tidak tahu dosanya, dia sendiri yang membuka dan merobek tabir yang Kututup agar orang lain tidak tahu kehinaannya, dia yang membuka kehinaannya pada orang lain padahal Aku menutupinya kata Allah SWT.
Jadi, kalau ada yang berbuat dosa jangan banyak bicara kepada orang lain kecuali untuk minta nasihat, kalau minta nasihat boleh-boleh saja tapi jangan disebarluaskan, “ saya kemarin begini, saya kemarin begitu “, karena hal itu akan membuat pengaruh buruk pada orang lain dan dia akan berfikir, ahh, ternyata orang-orang ini juga tidak shaleh selalu ya,, banyak juga yang berbuat dosa, itu pengaruh pada dirinya, atau oh..ternyata orang ini adalah orang yang berbuat begini,,,berarti kalau aku begini… muncullah prasangka-prasangka buruk padanya, jadi kalau kita berbuat suatu dosa jangan cerita pada orang lain kecuali untuk meminta nasihat. Demikian hadirin hadirat…Semoga kita semua dalam mu’aafah indahnya ucapan Nabi SAW “ Kullu Ummatii Mu’aafaa “, semua ummatku itu dekat dengan maaf Allah SWT. Semoga aku dan kalian diantara mereka. Amiiin
Dan Rasulullah SAW tidak pernah mau mengecewakan orang lain, sebagaimana diriwayatkan dalam Shahih Al Bukhari bahwa seorang wanita ( Barirah RA) seorang budak wanita miskin dari Afrika, ia mengundang Rasul SAW karena diberi makanan oleh salah seorang sahabat makanan yang sangat enak, maka ia tidak berani memakannya karena sudah lama ingin mengundang Rasul SAW tapi malu tidak punya apa-apa, maka ketika datang makanan enak sebelum ia ingin mencicipinya, seumur hidup dia belum mencicipinya dia teringat kepada Rasul SAW, aku ingin Rasul datang mumpung ada makanan yang enak padahal seumur hidup dia belum mencicipi makanan itu. Barirah yang susah ini pun datang mengundang Rasul SAW ke rumahnya, maka Rasul SAW datang bersama para sahabat untuk menyenangkan Barirah RA seorang budak wanita yang miskin, Rasul saw tidak ingin mengecewakan orang lain maka datang Sang Nabi bersama para sahabat, para sahabat melihat makanan yang sangat enak dan mahal tidak mungkin Barirah membelinya sendiri, maka berkata para sahabat : “Yaa Rasulallah barangkali ini adalah makanan zakat, sedangkan engkau tidak boleh memakan zakat dan shadaqah , kalau bukan makanan zakat ya makanan shadaqah, tentunya kau tidak boleh memakannya”...
berubahlah hati Barirah dalam kekecewaan, hancur hatinya dengan ucapan itu walau ucapan itu benar Rasul SAW tidak boleh memakan shadaqah dan zakat, namun ia tidak teringat akan hal itu karena memang ia di sedekahi makanan ini, hancur perasaan Barirah RA dan bingung juga risau dan takut serta kecewa dan bingung karena sudah mengundang Rasul SAW untuk makan makanan yang diharamkan pada Rasulullah SAW.
Namun bagaimana manusia yang paling indah budi pekertinya dan bijaksana, maka Rasul SAW berkata : “ Makanan ini betul shadaqah untuk Barirah dan sudah menjadi milik Barirah, Barirah menghadiahkan kepadaku maka aku boleh memakannya “, dan Rasul SAW pun memakannya.
Demikianlah jiwa yang paling indah tidak ingin mengecewakan para fuqara’, itu makanan sedekah betul untuk Barirah tapi sudah menjadi milik Barirah dan Barirah tidak menyedekahkannya padaku ( Rasulullah SAW ) tapi menghadiahkannya kepadaku demikian indahnya Sayyidina Muhammad SAW, Firman Allah SWT :
وَإِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيْمٍ
“Dan sungguh engkau ( Muhammad SAW ) berada pada akhlak yang agung”.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah…

Demikian mulia dan sedemikian banyak keindahan yang terjadi daripada perbuatan-perbuatan Rasul SAW, dan seseorang akan bersama dengan orang yang ia cintai. Sebagaimana hadits riwayat Shahih Al Bukhari, ketika salah seorang baduwi ( orang dusun ) datang kepada Rasul SAW dan bertanya : Wahai Rasulallah kapan terjadinya hari kiamat ? maka Rasul SAW berkata :” jangan tanya hari kiamatnya, kau siapkan apa untuk hari kiamat? Maka orang dusun itu berkata : “aku tidak banyak berbuat amalan, tapi aku mencintai Allah dan RasulNya”, kemudian Rasul berkata :
أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ
“Engkau bersama orang yang kau cintai di hari kiamat”.
Semoga aku dan kalian bersama Nabi Muhammad SAW di hari kiamat,, Yaa Rahmaan Yaa Rahiim.
Hadirin hadirat.. saya tidak berpanjang lebar menyampaikan taushiyah karena nanti setelah majelis selesai, setelah qasidah penutup kita teruskan dengan mushafahah (bersalaman) bersama bagi yang mau, saya menyediakan waktu malam ini untuk mushafahah bagi yang mau lebaran, karena saya tidak bisa membuka kesempatan untuk jamaah hadir ke rumah dikarenakan terlalu banyak dan juga tetangga banyak mengeluhkan kalau terlalu banyak parkiran dan lain sebagainya, tetangga juga ramai parkirannya dengan keluarga dan kerabat mereka, jadi saya tidak ingin mengganggu mereka, kita di sini silaturrahmi bersama bersalaman bersama bagi yang mau, kalau seandainya ada yang punya kesibukan tidak apa-apa kita silaturrahmi dengan ruh dan sanubari kita.
Juga saudari-saudariku yang di sini tidak bisa berjabat tangan langsung tapi tentunya semoga kita selalu bersama dalam keluhuran dunia dan akhirah. Hadirin hadirat..demikian tentunya dengan tertib setelah selesai majelis nanti. Semoga Allah SWT memaafkan kita dan seluruh muslimin muslimat. Dan juga saya menyampaikan maaf, sebagaimana saya telah membuka no. hp umum untuk seluruh jamaah siapa pun boleh tau yaitu nomornya 08119000101 kalau tidak hafal bisa minta pada crew atau yang lainnya, cuma saya mohon maaf kalau seandainya tidak bisa menerima hubungan telepon jadi sms saja, karena telepon dalam setengah hari sudah lebih dari tiga ratus missed calls yang masuk belum di angkat. Baru malam sabtu kemarin saya umumkan no.hp ini, sampai tadi sore lebih dari 2.500 sms lebaran yang masuk, gimana mau jawabnya,,??
gimana tangan saya ini mau menjawab?, kalau dengan lisan juga tidak bisa dijawab 2500 orang bicara, itu tentunya belum setengah hadirin ini yang sms minal ‘aidin, jadi mohon maaf kalau tidak sempat di jawab. Yang sms minta doa akan saya jawab, kalau tidak di jawab tentunya sudah saya doakan . Yang bertanya kalau seandainya punya guru, punya ustaz di tempatnya tanya pada guru dan ustaznya, kalau tidak punya guru atau jauh dari guru, boleh tanyakan kepada saya, jadi no. ini jangan dijadikan terus-terusan sms karena padat sekali, gimana mau jawabnya ribuan sms begitu, ini baru dua hari orang-orang tahu belum yang lain tahu, memang no. ini untuk umum dan insha Allah semuanya akan saya baca walaupun tidak semuanya saya mampu membalasnya, maka bagi yang telah sms dan belum di jawab saya mohon maaf karena saya juga tidak mau mengecewakan seluruh jamaah dan semua yang ingin silaturrahmi, tapi kemampuan saya sungguh jauh seorang hamba pendosa saja yang mengharapkan pengampunan Allah dari doa saudara-saudari dan jamaah semua tidak lebih dari itu, namun kalau Allah SWT tentunya menjawab semua doa hamba-hambaNya lebih dari yang mereka minta, beda dengan seorang pendosa ini, saya tidak lebih dari seorang pendosa yang mengharapkan pengampunan Allah dari doa-doa kalian.
Hadirin Hadirat yang dimuliakan Allah..

Semoga Allah SWT memuliakan hari-hari kita dengan keluhuran, semoga Allah muliakan hari-hari kita dengan kemudahan, Ya Rabbii..di antara kami ada yang mempunyai kesusahan maka singkirkan kesusahannya, yang dalam musibah singkirkan musibahnya, yang dalam dosa dan belum Engkau ampuni maka ampuni dosanya, yang mempunyai hajat kabulkan hajatnya Ya Allah Ya Arhamar Raahimin Ya Arhamar Rahimin..Wahai Yang Maha berkasih sayang melebihi dari segenap yang memiliki sifat kasih sayang kami membuka gerbang rahmatMu yang lebih luas dari semua yang berjiwa kasih sayang, maka malam ini limpah ruahkan kasih sayangMu yang abadi hingga selanjutnya hingga aku berjumpa dengan Mu, Ya Rahman Ya Rahim.. terbitkan matahari kasih sayangMu dalam kehidupan kami dunia dan akhirat zaahiran wa baathinan, dan jadikan matahari kebahagiaan dan kasih sayang Mu itu terus terbit pada kami dan tiada pernah terbenam hingga kami wafat hingga yaumulliqaa al akbar, hingga hari perjumpaan dengan Mu…Ya Rahman Ya Rahim.
فقولو جميعا...
(Kataklanlah bersama sama)

ياالله.. ياألله.. ياألله.... يا ألله يارحمن يارحيم...، لاإله إلا الله....لاإله إلاالله محمد رسول الله وصلى الله عليه وسلم كلمة حق عليها نحيا وعليها نموت وعليها نبعث إن شاء الله تعالى من الأمنين
Kita teruskan dengan doa penutup sebelum bersalaman bersama guru mulia kita Fadhilah As Syaikh Ad Daa’i ilallah Al Habib Hud bin Muhammad Baqir Al Athtas. Hadirin hadirat.. Habib Hud ini adalah seorang tokoh yang sangat ditokohkan oleh para ulama dan habaib khususnya di Jakarta dan umumnya di seluruh Indonesia, dan dimanapun beliau ini selalu diajukan untuk membaca doa dan imam, beliau ini sesepuh para ulama dan habaib khususnya di Jakarta dan di Indonesia secara umumnya, jadi kita gembira sekali kalau seandainya Habib Hud ini bisa berkunjung setiap malam selasa bersama kita, tentunya kita gembira karena sudah ada tokoh mulia yang selalu hadir bersama kita. Al Habib Musthafa Al Attas akhir-akhir ini ma’zur karena sudah banyak halangan dan sibuk dan juga jaraknya jauh jadi tidak bisa sering hadir seperti dulu, Allah gantikan sesepuh daripada ulama dan habaib kita Al Habib Hud bin Muhammad Baqir Al Athtas, semoga dipanjangkan usia beliau, serta dimudahkan dalam segala urusan, semoga Allah SWT menyatukan kita bersama dalam kemuliaan dunia dan akhirah bersama Rasulullah SAW..
الَّلهُمَّ لَكَ اْلحَمْدُ شُكْرًا وَلَكَ اْلمَنُّ فَضْلاً وَأَنْتَ رَبُّنَا حَقًّا وَنَحْنُ عَبِيْدُكَ رِقًا وَأَنْتَ لَمْ تَزَلْ لِذلِكَ أَهْلاً اللهُمَّ يَا مُيَسِّرَ كُلِّ عَسِيرٍ وَيَاجَابِرَ كُلَّ كَسِيْرٍ وَيَا صَاحِبَ كُلِّ فَرِيْدٍ وَيَامُغْنِيَ كُلَّ فَقِيْرٍ وَيَاقَوِيُّ كُلَّ ضَعِيْفٍ وَيَا مَأْمَنَ كُلِّ مَخِيْفٍ يَسِّرْ عَلَيْنَا كُلَّ عَسِيْرٍ فَتَيْسِيْرُ اْلعَسِيْرِ عَلَيْكَ يَسِيْرٌ. اللّهُمَّ يَا مَنْ لَايَحْتَاجُ إِلَى اْلبَيَانِ وَالتَّفْسِيْرِ حَاجَاتُنَا كَثِيْرٌ وَأَنْتَ عَالِمٌ بِهَا وَخَبِيرٌ. اللَهُمَّ إِنِّيْ أخَافُ مِنْكَ وَأَخَافُ مِمَّنْ يَخَافُ مِنْكَ وَأَخَافُ مِمَّنْ لَا يَخَافُ مِنْكَ , اللَهُمَّ بِحَقِّ مَنْ يَخَافُ مِنْكَ نَجِّنَا مِمَّنْ لَا يَخَافُ مِنْكَ بِحُرْمَةِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاحْرُسْنَا بِعَيْنِكَ الَّتِيْ لَا تَنَامُ وَاكْنُفْنَا بِكَنَفِكَ الَّذِي لَا يُرَامُ وَارْحَمْنَا بِقُدْرَتِكَ عَلَيْنَا فَلاَ نَهْلَكُ وَأَنْتَ ثِقَتُنَا وَرَجَاؤُنَا يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ ..وَصَلَّى الله عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآلهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَاْلحَمْدُلِلهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ .
Terakhir Diperbaharui ( Friday, 25 September 2009 )


Peduli Acara MAJELIS RASULULLAH SAW Bank syariah mandiri 061-7121-494 a/n Munzir Almusawa_______Majelis Nisa di seketariat MAJELIS RASULULLAH SAW, setiap hari minggu pkl 14.00 WIB s/d selesai. Tausiah akan disampaikan langsung oleh AL ALAMAH ALHABIB MUNZIR BIN FUAD ALMUSAWA. majelis kusus nisa/WANITA
Related Posts with Thumbnails
Twitter Delicious Facebook Digg Favorites More