Terima Kasih, Anda sudah mengunjungi blog Pecinta Rasulullah SAW, semoga Allah selalu Menanamkan Rasa Cinta dan Rindu kepada Allah SWT dan Sayyidina Muhammad SAW kepada Diri kita Hingga kita Wafat dalam Khusnul Khotimah AAMIIN.........
kritik dan saran : mufe.majelis@gmail.com_____Alamat lengkap Majelis Rasulullah SAW: jl. Cikoko Barat V, RT 03/05, NO 66, Kelurahan Cikoko, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan (12770),

Minggu, 29 September 2013

Bila kematian sebagai muara bagi kerinduan


Habib Munzir Al Musawa:

Semua yang hidup pasti akan merasakan kematian,
dan kematian bagi para pendosa adalah akhir dari
kebahagiaan dan awal dari kehinaan. Namun
kematian bagi hamba yang rindu pada Sang Maha
Indah adalah berakhirnya segala cobaan dan
bermulanya keindahan yang kekal. Tiadalah
kehidupan dunia itu kecuali panggung sandiwara,
yang kaya belum tentu bahagia dan yang miskin
belum tentu dalam keadaan susah bahkan bisa jadi
dalam hari-harinya selalu bahagia, bisa saja orang
yang kelihatannya mulia dan kaya barangkali dia
dalam kesusahan dan sangat mendambakan
kemerdekaan seperti orang-orang yang miskin.
Orang-orang yang semakin tinggi jabatannya
hakikatnya ia semakin terpenjara dan semakin
terjajah oleh jabatannya. Sedangkan orang yang
berada di pinggiran jalan, bebas kapan saja dia
mau makan ia bisa makan, tetapi orang yang
sudah bekerja sebagai pegawai untuk makan ada
waktu yang ditentukan, semakin tinggi jabatannya
maka semakin sulit gerakannya, semakin penuh
alam pemikirannya maka semakin sulit ia
merasakan keindahan dan semakin terganggu
istirahatnya, sedangkan orang yang susah kapan
pun mau tidur ia bisa tidur dan terserah kapan ia
mau bangun, tetapi tidak demikian dengan orang
yang semakin tinggi jabatannya di dunia. Maka
kaya dan miskin bukanlah menjadi tolak ukur, kaya
ataupun miskin, jabatan rendah ataupun tinggi
kesemuanya itu selalu terjadi sepanjang bumi
diciptakan, dari generasi ke generasi mereka hidup
ada yang dalam kesusahan dan ada yang dalam
kebahagiaan, ada yang dalam kehinaan dan ada
yang dalam kemuliaan, ada yang dalam derajat
tinggi dan ada yang dalam derajat rendah, ada
yang dalam musibah dan ada yang dalam
kenikmatan, kesemunya itu telah terjadi dan akan
terus terjadi, aku dan kalian sedang melewatinya
kemudian akan melupakannya dan terlepas darinya,
dan berpindah ke generasi berikutnya, demikian
yang terjadi mulai dari ayahanda kita sayyidina
Adam As, dan yang kekal dan abadi adalah bakti
kepada Allah, cinta Allah, rindu Allah, getaran jiwa
yang bersambung dengan cahaya keluhuran yang
kekal, Yang Maha Melihat setiap getaran perasaan
hamba-Nya, Yang Maha Melihat setiap apa yang
difikirkan oleh hamba-Nya, Yang Maha Melihat apa
yang akan terjadi pada hamba-Nya, Yang Maha
menghargai keinginan hamba yang ingin dekat
kepada-Nya, Yang Maha menyambut hamba yang
ingin kembali dari kehinaan kepada keluhuran atau
menambah dari keluhuran menjadi lebih luhur lagi,
Dialah Yang Maha Baik melebihi segala yang baik
karena semua kebaikan adalah milik-Nya dan
ciptaan-Nya, Dialah Yang Maha berjasa dari semua
yang berjasa, Yang memberi kita jasad, Yang
memberi kita kehidupan, Yang menghamparkan
bumi untuk kita, yang menciptakan hewan,
tumbuhan, bulan, matahari dan segala sesuatu
yang ada di daratan dan di lautan tidak lain
hanyalah untuk mendekat kita kepada-Nya, untuk
mencapai cinta-Nya, untuk mencapai kasih
sayang-Nya, setiap detikmu adalah lamaran cinta
Allah agar engkau menerima cinta Rabbul 'alamin.
Hadirin hadirat, siapa yang tidak kita inginkan
cintanya ini?, siapa yang selalu kita tolak
lamrannya ini?, setiap detik kita selalu ingin
berpaling dari ibadah, ingin berpaling dari cinta
Allah, ingin selalu mentalaq Allah!. Namun Allah
subhanahu wata'ala Maha Baik dan tidak memutus
hamba-Nya meskipun hambnya berkali-kali
mengecewakan-Nya, namun perasaan yang paling
lembut dari semua yang mempunyai perasaan
lembut, Sang pencipta perasaan, Allah mempunyai
perasaan Yang Maha Lembut. Allah mempunyai
siksa yang pedih namun kelembutan-Nya melebihi
kemurkaan-Nya. Oleh sebab itu selalu lah
beristighfar atas nafas-nafas kita yang terlewat
dalam dosa, karena orang yang selalu hidup dalam
dosa bagaikan orang yang tenggelam dalam
samudera kegelapan dan ditimpa gelombang
kegelapan,

sebagaimana firman Allah subhanahu wata'ala:
"Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam,
yang diliputi oleh ombak, yang di atasnya ombak
(pula), di atasnya (lagi) awan; gelap gulita yang
tindih-bertindih, apabila dia mengeluarkan
tangannya, hampir-hampir dia tiada dapat
melihatnya, (dan) barangsiapa yang tiada diberi
cahaya (petunjuk) oleh Allah tiadalah dia
mempunyai cahaya sedikitpun" (QS. An Nur: 40)


0 komentar:

Posting Komentar

Peduli Acara MAJELIS RASULULLAH SAW Bank syariah mandiri 061-7121-494 a/n Munzir Almusawa_______Majelis Nisa di seketariat MAJELIS RASULULLAH SAW, setiap hari minggu pkl 14.00 WIB s/d selesai. Tausiah akan disampaikan langsung oleh AL ALAMAH ALHABIB MUNZIR BIN FUAD ALMUSAWA. majelis kusus nisa/WANITA
Related Posts with Thumbnails
Twitter Delicious Facebook Digg Favorites More