Peringatan Nuzulul Quran di Istana Bogor | ![]() | ![]() | ![]() |
Written by Publisher Team |
Tuesday, 08 September 2009 14:33 |
![]() Dalam sambutannya, Presiden meminta agar para intelektual muslim memberikan konstribusi yang lebih besar dalam ilmu pengetahuan demi kemaslahatan manusia sesuai dengan nilai-nilai Al-Quran menuju masyarakat yang makmur. Sesuai dengan namanya, Islam, yang diambil dari akar kata salam, yang berarti “damai”, Islam disebarkan oleh Nabi Muhammad SAW dengan penuh kedamaian dan toleransi. Islam bukan agama kekerasan. Dalam Islam jelas dikatakan, membunuh satu orang tanpa sebab yang dibenarkan agama sama saja dengan membunuh seluruh umat manusia dan kemanusiaan. Sebaliknya, menyelamatkan seorang manusia berarti menyelamatkan seluruh umat manusia dan kemanusiaan. Oleh karena itu, marilah kita jaga anak-cucu kita dari ajaran yang menggunakan kekerasan dengan selimut agama. Demikian intisari pidato yang disampaikan Menteri Agama Maftuh Basyuni dalam acara peringatan Nuzulul Quran 1430 H, di Istana Bogor, Senin (7/9) 2009. Sementara itu, dalam sambutannya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang hadir beserta Ibu Ani, mengajak kaum muslimin dan muslimat untuk selalu memperkukuh keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, meminta agar para intelektual muslim memberikan konstribusi yang lebih besar dalam ilmu pengetahuan demi kemaslahatan manusia sesuai dengan nilai-nilai Al-Quran menuju masyarakat yang makmur. Acara yang mengusung tema Kita Bangun Kapasitas SDM Indonesia dalam Penguasaan Iptek untuk Meningkatkan Daya Saing Nasional juga dihadiri Wakil Presiden Jusuf Kalla beserta Ibu Mufidah, Menteri Sekretaris Negara Hatta Radjasa, Menteri Komunikasi dan Informasi M. Nuh, jama’ah Majelis Dzikir SBY, dan ratusan jama’ah lainnya. Acara diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Quran oleh Mansyur, Qari Terbaik I RRI Tingkat Nasional Tahun 1430 H/2009 M. Uraian hikmah Nuzulul Quran disampaikan oleh Kepala LIPI, Prof. H. Umar Anggara Jenie. “Insya Allah, semangat Nuzul Al-Quran dapat memberikan kita keseimbangan aktivitas antara pikir dan dzikir, dan juga mampu meningkatkan kemampuan bangsa Indonesia dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan daya saing bangsa," kata Umar. Acara yang berlangsung sangat khidmat itu diakhiri dengan doa bersama yang dipimpin Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, K.H. Ali Mustofa Ya’kub, dengan diiringi lantunan lagu An Nabi dan Ya Muhaimin, yang dibawakan Hadrah Hajir Marawis Kujang I Kostrad. SEL |
0 komentar:
Posting Komentar