Sulthonul Qulub Al Habib Munzir Al Musawa:
Allah mampu mencabut kenikmatan yang ada pada
manusia, baik itu kenikmatan secara zhahir atau
bathin, namun Allah tidak terburu-buru untuk
melakukan hal itu. Kita melihat banyak orang yang
pendosa semakin hari keadaannya bertambah
makmur, mereka yang tidak mau bersyahadat
justru keadaannya semakin dimudahkan, namun
ingat Allah Maha Mampu mencabut semua
kenikmatan atau kebaikan yang ada pada mereka,
akan tetapi Allah biarkan mereka tetap lalai dan
bermain-main dalam kebathilan hingga datang hari
yang telah dijanjikan Allah untuk mereka, sehingga
keadilan akan ditegakkan di hari itu. Jadi jangan
cemburu dengan pendosa yang banyak maksiat
namun dilimpahi kenikmatan berupa keluasan rizki,
karena di hari yang telah dijanjikan kelak akan
berlaku keadilan yang sesungguhnya. Beruntunglah
orang-orang yang hadir di majelis dzikir, karena
kelak keadaan akan berbeda dengan keadaan
sekarang. Sekarang banyak orang yang
meremehkan dan mentertawakan orang-orang yang
hadir di majelis dzikir, namun kelak di hari kiamat
orang-orang yang yang dahulu selama di dunia
menertawakan orang-orang muslim, seperti orang
yang berkata : “ngapain hadir terus di majelis
dzikir, dzikir dan dzikir aja, kapan mau maju!!”
misalnya , maka orang yang seperti itu kelak akan
ditertawakan di hari kiamat. Tentunya sungguh
beruntung orang-orang yang mempunyai
kepedulian kepada saudara sesama, teman,
tetangga, jika kita melihat orang tua kita belum
mau mengerjakan shalat, maka jangan dibenci,
namun dibimbing dan diajak untuk melakukan
shalat, dengan berbuat baik kepada mereka dengan
cara apapun misalnya dengan membawakan
makanan atau minuman kesukaannya, jika mereka
memarahi atau mencaci maka perlakukan mereka
dengan lebih baik lagi, jangan justru ditegur dengan
kasar, misalnya dengan berkata : “malu punya
bapak ngga mau shalat”, maka hal yang seperti ini
akan semakin membuatnya enggan dan lebih jauh,
maka berilah peringatan tapi Jangan sampai
membuat orang semakin jauh, peringati dengan
cara yang baik, misalnya dengan membawakan
makanan kesukaan ayahnya lalu beranjakklah
untuk shalat, dan ketika ditanya : “kamu ngga
makan?”, maka jawab : “ saya shalat dulu ayah”,
maka hal yang seperti itu tanpa kita sadari hal itu
adalah cara yang baik untuk member peringatan
kepada orang tua kita untuk shalat. Maka semua
yang ada disekitar kita, keluarga, anak, istri, suami,
saudara dan yang lainnya semua itu adalah tangga
untuk kita mencapai keluhuran, sebagai pewaris
dan penerus sayyidina Muhammad shallallahu
‘alaihi wasallam. Jika rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam ada bersama kita, maka beliau yang
akan mendakwahi keluarga kita, namun beliau telah
mengembankan tugas kepada kita, sebagaimana
sabda beliau shallallahu ‘alaihi wasallam :
ﺑَﻠِّﻐُﻮْﺍ ﻋَﻨِّﻲْ ﻭَﻟَﻮْ ﺁﻳَﺔً
“ Sampaikanlah (apa-apa) dariku walaupun satu
ayat ”
0 komentar:
Posting Komentar